Gen Z Waspada! Kanker Kolorektal Meningkat di Usia Muda, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya
Tanggal: 26 Mar 2025 09:43 wib.
Kanker kolorektal, yang mempengaruhi bagian usus besar serta rektum, telah menunjukkan angka kejadian yang semakin mengkhawatirkan, terutama di kalangan generasi muda, termasuk generasi Z. Para ahli kesehatan, termasuk dr. Sulpiana dari Fakultas Kedokteran IPB University, mengidentifikasi bahwa penyebab utama peningkatan kasus ini adalah faktor genetik serta pola hidup yang tidak sehat. Meskipun riwayat keluarga yang terdiagnosis kanker kolorektal dapat meningkatkan risiko pengidapannya, posisi pola hidup tetap sangat signifikan dalam menciptakan risiko tersebut, terutama di kalangan generasi yang lebih muda.
Dalam wawancaranya, dr. Sulpiana menjelaskan bahwa kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak seimbang, serta konsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak merupakan tiga faktor risiko terpenting yang bisa memicu kanker kolorektal. Kebiasaan makan yang melibatkan banyak makanan olahan, tinggi lemak jenuh, serta rendahnya asupan sayuran menjadi perhatian utama yang perlu diperhatikan oleh anak-anak muda saat ini, yang seringkali memilih makanan cepat saji atau praktis dan mengabaikan aspek nutrisi.
Kanker kolorektal sering kali berdampak secara perlahan dan dapat berkembang tanpa menunjukkan gejala signifikan pada tahap awal. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda peringatan adalah langkah penting untuk deteksi dini. Beberapa gejala yang patut diwaspadai meliputi:
1. Perubahan Pola Buang Air Besar: Perubahan yang tidak biasa dalam frekuensi atau konsistensi tinja bisa menjadi tanda awal penyakit.
2. Adanya Darah Dalam Feses: Munculnya darah, yang bisa berbentuk merah atau hitam pada feses, harus menjadi alasan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
3. Nyeri atau Kram Perut yang Berkepanjangan: Rasa sakit yang tidak kunjung reda sering kali menjadi indikator adanya masalah dalam sistem pencernaan.
4. Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab Jelas: Jika penurunan berat badan terjadi tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik, hal ini perlu diwaspadai.
5. Rasa Lelah yang Berlebihan: Kelelahan yang tidak wajar dapat menjadi pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam tubuh.
Bila seorang individu mengalami gejala-gejala tersebut, dr. Sulpiana menyarankan agar segera melakukan pemeriksaan medis. Deteksi dini kanker kolorektal sangat kritikal untuk meningkatkan peluang kesembuhan yang sukses. Salah satu cara yang disarankan adalah melakukan skrining kolonoskopi sejak usia 40 tahun bagi mereka yang memiliki risiko, seperti riwayat kanker kolorektal dalam keluarga atau kondisi kesehatan seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS).
Kemajuan teknologi kesehatan saat ini juga memberikan kemudahan bagi generasi Z untuk lebih memahami dan memantau kondisi kesehatan mereka. Dengan berbagai aplikasi kesehatan dan sumber informasi yang ada, anak-anak muda dapat lebih proaktif dalam mengenali risiko kanker, termasuk kanker kolorektal, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Untuk menurunkan risiko kanker kolorektal, dr. Sulpiana merekomendasikan beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, di antaranya:
1. Meningkatkan Konsumsi Serat: Disarankan untuk memperbanyak asupan sayur, buah, dan biji-bijian, yang sangat penting untuk kesehatan pencernaan.
2. Mengurangi Konsumsi Daging Merah dan Makanan Olahan: Memilih makanan rendah lemak jenuh dan menghindari produk olahan akan membantu menjaga kesehatan usus.
3. Melakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur: Berolahraga membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, sehingga mengurangi risiko berbagai penyakit.
4. Menjaga Keseimbangan Gizi: Penting untuk selalu memperhatikan asupan nutrisi harian agar tubuh mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan.
Sebagai catatan tambahan, dr. Sulpiana menekankan bahwa kesehatan usus sangat bergantung pada gaya hidup yang dijalani. Perubahan pola makan yang sehat dan kebiasaan hidup yang mendukung kesehatan dapat menjadi kunci untuk mencegah kanker kolorektal sejak usia muda.
Mengingat angka kejadian kanker kolorektal yang terus meningkat, generasi Z perlu lebih sadar akan pentingnya kesehatan diri dan harus berani mengambil tindakan preventif. Dengan perhatian dan penanganan yang tepat, diharapkan kasus-kasus kanker kolorektal dapat diminimalisir di masa mendatang.