Flu Burung Menyebar ke Sapi Perah: Ancaman Baru yang Tak Terduga
Tanggal: 23 Feb 2025 14:55 wib.
Saat mendengar wabah flu burung, masyarakat biasanya akan langsung mengasosiasikannya dengan unggas. Namun, siapa sangka virus ini dilaporkan telah menyebar ke sapi perah tanpa terdeteksi? Penyebaran ini menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan dan peternak, mengingat dampaknya yang berpotensi besar terhadap industri peternakan dan kesehatan masyarakat.
Wabah flu burung (H5N1) pada sapi perah di Amerika Serikat pertama kali dilaporkan pada Maret 2024. Sejak saat itu, virus telah menyebar ke 968 peternakan sapi perah, menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Situasi ini mengejutkan karena sebelumnya sapi perah tidak dianggap sebagai inang potensial bagi virus flu burung.
Flu Burung Menyebar ke Sapi: Bukti dari Studi CDC
Melansir Euro News, CDC baru-baru ini merilis sebuah studi yang meneliti tingkat penyebaran flu burung pada manusia yang berhubungan erat dengan sapi perah. Sebanyak 150 dokter hewan dari Amerika Serikat dan Kanada menjalani tes darah untuk mendeteksi antibodi flu burung guna menentukan apakah mereka telah terinfeksi virus ini.
Hasilnya mengejutkan: tiga dokter hewan ditemukan memiliki antibodi terhadap virus tersebut. Namun, yang lebih mengejutkan lagi adalah tidak satu pun dari mereka melaporkan mengalami gejala influenza atau konjungtivitis, yang biasanya menjadi tanda infeksi flu burung pada manusia.
Lebih aneh lagi, tak satu pun dokter hewan tersebut pernah melakukan kontak dengan sapi yang diduga terinfeksi flu burung. Salah satu dari mereka memang pernah bekerja dengan unggas yang terinfeksi, tetapi dua lainnya tidak memiliki riwayat kontak dengan ternak yang diketahui terinfeksi. Bahkan, salah satu dokter hewan pernah memberikan perawatan kepada sapi di negara bagian yang belum melaporkan adanya infeksi flu burung pada sapi atau manusia.
Dampak dan Risiko Flu Burung pada Sapi Perah
Penemuan ini menunjukkan bahwa sapi perah dapat terinfeksi flu burung di negara bagian yang belum teridentifikasi virusnya. Artinya, jumlah kasus yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan. Jika benar demikian, maka ada kemungkinan virus ini telah menyebar lebih luas tanpa terdeteksi.
Menurut Rowland Kao, seorang profesor epidemiologi veteriner dan ilmu data di University of Edinburgh, Inggris, setiap kali manusia terinfeksi flu burung, ada kemungkinan virus tersebut berevolusi atau berekombinasi dengan flu musiman. Hal ini meningkatkan risiko mutasi virus yang bisa membuatnya lebih mudah menular antar manusia. Dengan kata lain, penyebaran flu burung ke sapi perah bisa menjadi ancaman yang lebih besar bagi kesehatan global jika virus ini mengalami perubahan genetik yang signifikan.
Virus H5N1 telah menyebar secara global di antara burung liar dan unggas. Para ilmuwan telah memantau virus ini dengan ketat untuk mengetahui perubahan apa pun yang memungkinkan virus ini menyebar di antara manusia. Meskipun penyebarannya pada burung sangat luas, kasus infeksi H5N1 pada manusia tetap relatif jarang. Namun, penyebaran virus ke sapi perah bisa menjadi pertanda awal bahwa virus ini mulai memperluas jangkauannya ke spesies mamalia lain.
Bagaimana Virus Ini Bisa Menular ke Sapi?
Para peneliti masih berusaha memahami bagaimana flu burung bisa menyebar ke sapi perah. Salah satu teori yang diajukan adalah bahwa sapi mungkin terpapar virus melalui lingkungan yang terkontaminasi, seperti pakan ternak atau sumber air yang terinfeksi oleh kotoran burung liar yang membawa virus H5N1.
Selain itu, sapi bisa saja tertular melalui kontak dengan pekerja peternakan atau peralatan yang sebelumnya terpapar virus. Mengingat besarnya populasi sapi perah di AS dan negara lain, penyebaran virus ini ke sapi bisa berdampak besar terhadap industri susu serta ekonomi secara keseluruhan.
Tindakan Pencegahan dan Langkah Penanggulangan
Menyikapi penyebaran flu burung ke sapi perah, CDC dan otoritas kesehatan hewan di AS telah memperketat pengawasan terhadap peternakan sapi. Beberapa langkah yang diambil meliputi:
Peningkatan Pengujian dan Pemantauan
Pemerintah AS mulai meningkatkan jumlah pengujian pada sapi dan peternakan yang berisiko tinggi untuk mendeteksi penyebaran virus lebih awal.
Pemberlakuan Protokol Biosekuriti Ketat
Peternakan diwajibkan untuk menerapkan langkah-langkah biosekuriti yang lebih ketat, seperti membatasi akses ke peternakan, mendisinfeksi peralatan, serta memastikan pekerja menggunakan perlengkapan pelindung diri.
Penelitian Lebih Lanjut tentang Mekanisme Penyebaran
Para ilmuwan terus melakukan penelitian untuk memahami bagaimana virus ini bisa menyebar ke sapi dan apakah ada risiko lebih besar bagi manusia.
Penyuluhan kepada Peternak dan Pekerja Peternakan
Edukasi mengenai gejala flu burung pada sapi dan manusia diberikan kepada peternak dan pekerja peternakan agar mereka bisa lebih waspada dan segera melaporkan kasus yang mencurigakan.
Pengembangan Vaksin untuk Sapi
Para ahli mulai mempertimbangkan kemungkinan pengembangan vaksin flu burung khusus untuk sapi guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Flu burung yang menyebar ke sapi perah menambah daftar panjang tantangan dalam pengendalian penyakit zoonosis. Penyebaran ini menunjukkan bahwa virus H5N1 terus berkembang dan beradaptasi di lingkungan yang berbeda, termasuk pada spesies yang sebelumnya tidak dianggap sebagai inang potensial.
Meskipun belum ada bukti kuat bahwa infeksi flu burung pada sapi bisa dengan mudah menular ke manusia, para ahli tetap mengingatkan agar masyarakat dan peternak waspada. Pencegahan dan pemantauan yang ketat sangat diperlukan untuk mencegah risiko lebih besar di masa depan.
Dengan terus berkembangnya pemahaman kita tentang virus ini, kerja sama antara pemerintah, ilmuwan, dan peternak menjadi kunci dalam menghadapi ancaman kesehatan yang tidak terduga ini.