Epidemiolog Sebut Virus HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi
Tanggal: 14 Jan 2025 05:35 wib.
Syarat dari satu penyakit ataupun patogen, baik virus atau bakteri, untuk menjadi pandemi adalah sifatnya yang baru dan kemampuan penyebarannya yang cepat secara global. Namun, Epidemiolog Dicky Budiman menegaskan bahwa virus Human Metapneumovirus (HMPV) tidak memenuhi kriteria tersebut sehingga tidak berpotensi menjadi pandemi. Meski begitu, ia tetap mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran virus ini.
“Virus HMPV sebenarnya bukan virus baru. Virus ini sudah lama dikenal dalam dunia medis dan umumnya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, terutama pada anak-anak, lansia, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,” ujar Dicky dalam sebuah wawancara, Senin (13/1/2025). Ia menjelaskan bahwa meski virus ini dapat menyebabkan gejala yang cukup serius pada kelompok rentan, penyebarannya tidak secepat virus lain seperti SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Human Metapneumovirus (HMPV) pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 oleh sekelompok peneliti di Belanda. Virus ini termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae dan sering kali menyebabkan gejala seperti pilek, batuk, demam ringan, dan dalam kasus yang lebih parah, dapat memicu bronkitis atau pneumonia. Namun, tingkat keparahannya cenderung lebih rendah dibandingkan virus pernapasan lainnya seperti influenza atau RSV (Respiratory Syncytial Virus).
Menurut Dicky, ada beberapa alasan mengapa HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi. Pertama, virus ini bukanlah patogen baru, sehingga sebagian besar populasi kemungkinan sudah memiliki kekebalan parsial terhadap virus ini. Kedua, pola penyebarannya tidak menunjukkan kemampuan untuk menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. “Pandemi biasanya terjadi ketika ada virus baru yang belum pernah dikenali oleh sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga menyebar dengan cepat dan luas,” tambahnya.
Meski demikian, Dicky tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan risiko dari HMPV, terutama bagi kelompok yang rentan. Ia menyarankan agar masyarakat tetap menerapkan langkah-langkah pencegahan dasar seperti menjaga kebersihan tangan, memakai masker di tempat yang padat, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan.
Kementerian Kesehatan juga telah memberikan penjelasan terkait virus ini. Dalam sebuah pernyataan resmi, pemerintah menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan peningkatan kasus HMPV yang signifikan di Indonesia. Meski demikian, mereka terus memantau perkembangan situasi di berbagai daerah. “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap menjaga pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan.
Di sisi lain, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa fokus utama tetap harus pada pencegahan penyakit lain yang lebih berisiko, seperti influenza dan COVID-19. “HMPV memang penting untuk dipantau, tetapi ancaman nyata saat ini masih berasal dari virus-virus yang sudah terbukti memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat global,” jelas seorang ahli virologi dari Universitas Indonesia.
Dicky juga mengapresiasi respons pemerintah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait virus HMPV. Ia menekankan bahwa edukasi yang tepat adalah kunci untuk mencegah kepanikan berlebihan di tengah masyarakat. “Informasi yang benar dan berdasarkan sains sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat serta mendorong mereka agar tetap waspada tanpa perlu takut berlebihan,” tutupnya.
Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, dan rutin berolahraga. Selain itu, tetap mengikuti perkembangan informasi dari sumber yang terpercaya agar tidak mudah terpengaruh oleh berita yang belum terverifikasi. Dengan langkah-langkah tersebut, risiko penyebaran HMPV maupun penyakit lainnya dapat diminimalkan.