Efek Puasa Bagi Kesehatan Jantung
Tanggal: 31 Mei 2018 18:00 wib.
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di dunia yang salah satunya disebabkan oleh gaya hidup. Saat bulan Ramadan, kaum Muslimin mengubah gaya hidupnya secara radikal yang mungkin dapat memengaruhi faktor risiko penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner berawal dari sebuah mekanisme yang bernama aterosklerosis atau pembentukan plak di dalam pembuluh darah. Faktor risiko paling utama yang berhubungan dengan terjadinya aterosklerosis adalah adanya abnormalitas pada kadar lemak dalam darah, hipertensi, obesitas, dan perilaku merokok.
Dalam suatu penelitian yang dilakukan pada subjek berusia 29-70 tahun dengan riwayat penyakit jantung koroner, sindrom metabolis, atau stroke, ditemukan penurunan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida yang disertai dengan peningkatan kadar HDL. Perubahan profil lemak dalam darah mungkin juga dipengaruhi oleh perubahan perilaku makan selama bulan puasa dimana masyarakat lebih banyak mengonsumsi karbohidrat dibandingkan lemak.
Puasa Ramadan juga berpengaruh terhadap tekanan darah. Terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik meskipun penurunan pada tekanan darah diastolik tidak signifikan. Saat puasa, kaum muslimin juga dilarang untuk merokok, yang merupakan faktor penting dalam terjadinya penyakit jantung. Dengan berkurangnya frekuesi merokok, faktor risiko penyakit jantung diharapkan berkurang. Penurunan berat badan selama bulan Ramadan juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Dengan berkurangnya faktor risiko utama aterosklerosis, terjadi perbaikan yang signifikan terhadap risiko jantung koroner. Terlebih lagi, saat tubuhh dalam keadaan lapar, terdapat penghambatan zat katekolamin yang dipercaya bertanggung jawab terhadap kejadian serangan jantung di pagi hari.
Aktivitas fisik dan gangguan emosi yang lebih sedikit serta gaya hidup yang tidak terlalu banyak bergerak selama puasa Ramadan juga dapat mengurangi kejadian serangan jantung di bulan Ramadan.