Sumber foto: Google

Dugaan Kasus Malpraktik oleh Dokter Senior RSCM, Pasen Anak Alami Kebocoran Usus

Tanggal: 30 Jun 2025 10:17 wib.
Kasus ini jadi sorotan karena dugaan malpraktik terjadi tanpa pemeriksaan awal yang memadai. Seorang anak di bawah satu tahun (J) diduga mengalami kebocoran usus dan gagal organ usai endoskopi yang dilakukan oleh dokter senior di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM). Kejadian ini menarik perhatian publik dan memicu gelombang kritikan terhadap prosedur medis serta etika yang diambil oleh tenaga medis dalam penanganan pasien, terutama yang masih berusia sangat muda.

Anak berusia di bawah satu tahun tersebut awalnya dirawat di RSCM untuk mendapatkan penanganan medis terkait gejala yang dialaminya. Namun, setelah serangkaian proses yang dianggap tidak memadai, dokter senior yang menangani kasus ini memutuskan untuk melakukan endoskopi. Langkah ini, meskipun dianggap perlu, ternyata membawa risiko yang cukup besar, terutama untuk pasien anak-anak yang kondisinya masih sangat rentan.

Dugaan malpraktik dalam kasus ini dapat terjadi dari berbagai aspek. Pertama, terdapat pertanyaan mengenai kelayakan prosedur endoskopi yang dilakukan tanpa pemeriksaan awal yang menyeluruh. Dalam dunia kedokteran, setiap tindakan medis harus didasarkan pada diagnosis yang jelas dan pemahaman mendalam tentang kondisi pasien. Namun, dalam kasus ini, dugaan mengindikasikan bahwa langkah tersebut diambil dengan secara ceroboh tanpa evaluasi yang tepat.

Setelah proses endoskopi itu dilaksanakan, keluarga anak tersebut mencurigai adanya masalah serius ketika anak mereka mengalami gejala berat, termasuk tanda-tanda kebocoran usus. Kebocoran usus adalah kondisi yang dapat mengancam nyawa, dan jika tidak ditangani dengan segera, dapat mengakibatkan gagal organ. Keluarga merasa sangat khawatir dan bingung, terutama ketika mengetahui bahwa kondisi anak mereka memburuk setelah tindakan medis tersebut. 

Seiring dengan berjalannya waktu, masalah kesehatan J semakin parah dan memicu langkah hukum dari sang ayah. Ia tidak hanya merasa kehilangan kepercayaan pada tim medis di RSCM, tetapi juga merasa bahwa hak anaknya untuk mendapatkan perawatan yang layak telah dilanggar. Dalam upaya mencari keadilan dan pertanggungjawaban, sang ayah memutuskan untuk membawa kasus ini hingga ke Majelis Disiplin Profesi.

Kasus ini mencerminkan urgensi untuk meningkatkan standar prosedur di fasilitas kesehatan, terutama ketika berurusan dengan pasien yang masih sangat kecil dan rentan. Kesalahan dalam penanganan atau kurangnya perhatian dalam menentukan langkah-langkah medis dapat berakibat fatal, seperti yang dialami oleh pasien J. Hal ini menjadi pengingat kepada pihak rumah sakit untuk selalu menempatkan keselamatan pasien sebagai prioritas utama.

Dugaan malpraktik oleh dokter senior RSCM ini juga mengundang perhatian lebih lanjut dari masyarakat. Banyak yang kini mempertanyakan bagaimana sistem pengawasan dan penegakan disiplin di rumah sakit besar bisa berjalan lebih efektif. Jika tindakan medis sembarangan bisa menyebabkan kerugian besar bagi pasien, maka penting bagi semua pihak untuk mencari solusi yang dapat mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.

Dari kalangan medis, suara menyuarakan keprihatinan yang mendalam atas situasi semacam ini juga mulai terdengar. Kejadian seperti ini memberikan pelajaran berharga bagi semua tenaga medis untuk terus meningkatkan etika dan transparansi dalam setiap tindakan yang diambil, terutama ketika menyangkut kesehatan anak-anak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved