Duduk Seharian di Depan Layar? Jantung Bisa Jadi Korban Diam-Diam!
Tanggal: 13 Mei 2025 23:49 wib.
Tampang.com | Dalam era digital yang serba daring, duduk berjam-jam di depan layar komputer atau ponsel bukan lagi hal luar biasa. Namun, kebiasaan yang dianggap “normal” ini ternyata diam-diam membawa risiko serius, terutama bagi kesehatan jantung.
Gaya Hidup Sedentari Jadi Pola Umum
Bekerja dari rumah, belajar online, hingga hiburan digital membuat masyarakat, terutama generasi produktif, makin jarang bergerak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, lebih dari 60% penduduk perkotaan di Indonesia kini tergolong kurang aktif secara fisik.
“Duduk lebih dari 6 jam per hari tanpa jeda berarti meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 20%,” kata dr. Arman Yudhistira, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.
Menurutnya, tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Ketika aktivitas fisik ditekan terlalu lama, metabolisme melambat dan tekanan darah meningkat, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular.
Efek Domino ke Kesehatan Tubuh
Duduk terlalu lama juga berdampak pada kadar gula darah, kolesterol, dan berat badan. Kombinasi ini merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner, yang kini menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
“Sayangnya, karena dampaknya tak langsung terasa, banyak orang mengabaikan bahayanya,” tambah dr. Arman.
Kesadaran Rendah, Risiko Tinggi
Meskipun banyak kampanye kesehatan yang menyarankan olahraga, belum banyak yang menekankan pentingnya menghindari duduk terlalu lama. Bahkan di lingkungan kerja, budaya kerja lembur dengan duduk nonstop masih dianggap wajar.
“Bukan cuma soal olahraga rutin. Penting juga menginterupsi duduk setiap 30 menit sekali,” jelas dr. Arman.
Sayangnya, banyak pekerja kantoran atau pelajar justru menganggap duduk lama sebagai tanda produktivitas, padahal sebaliknya, ini bisa menjadi awal kelelahan dan penurunan kinerja otak.
Solusi: Gerak Kecil, Dampak Besar
Kebiasaan kecil seperti berdiri saat menerima telepon, berjalan ringan setiap jeda kerja, atau melakukan peregangan di sela aktivitas bisa memberikan dampak signifikan.
“Jantung butuh gerak untuk tetap sehat. Jangan tunggu gejala datang baru peduli,” tutup dr. Arman.