Diet Ekstrem Viral di Medsos, Sehatkah atau Justru Menjerumuskan?
Tanggal: 12 Mei 2025 22:27 wib.
Tampang.com | Dari diet tanpa karbohidrat hingga pola makan satu kali sehari, berbagai metode diet ekstrem belakangan marak muncul di media sosial. Dengan iming-iming tubuh ideal dalam waktu singkat, tren ini menggoda banyak orang untuk mencoba tanpa memikirkan dampaknya bagi kesehatan.
Sayangnya, di balik citra "sehat" yang viral, banyak dari pola diet ini justru berisiko memicu gangguan makan, kekurangan nutrisi, bahkan masalah psikologis.
Mengapa Diet Ekstrem Jadi Tren?
Di era digital, visual tubuh langsing dan otot kencang menjadi standar kecantikan dan kesehatan yang dipromosikan luas. Influencer dan selebgram kerap membagikan pengalaman diet pribadi tanpa latar belakang medis, mendorong banyak pengikutnya meniru tanpa pendampingan ahli.
“Orang ingin hasil cepat. Dan media sosial mempermudah ilusi bahwa diet ekstrem adalah jalan pintas,” kata dr. Eni Kusuma, ahli gizi klinis.
Menurutnya, konten diet viral lebih sering berfokus pada estetika tubuh, bukan fungsi tubuh dan keseimbangan nutrisi.
Dampak Diet Ekstrem: Cepat Kurus, Cepat Rusak
Meski beberapa diet ekstrem memang menurunkan berat badan dalam waktu singkat, dampaknya bagi tubuh sangat merugikan jika dijalani tanpa kontrol:
Dehidrasi dan lemas akibat kurang asupan energi
Gangguan elektrolit
Menstruasi tidak teratur
Kerusakan metabolisme jangka panjang
Gangguan psikologis seperti orthorexia dan anoreksia
“Kita melihat banyak remaja mulai mengalami gangguan makan karena tekanan tren diet dari media sosial,” ujar dr. Eni.
Studi WHO menunjukkan bahwa paparan konten body image ekstrem dapat memicu penurunan harga diri dan pola makan tidak sehat, terutama pada perempuan usia 15–25 tahun.
Pentingnya Literasi Gizi di Era Digital
Sayangnya, literasi tentang gizi dan diet sehat di kalangan masyarakat masih rendah. Banyak orang mengira diet artinya mengurangi makan sebisa mungkin, padahal diet yang sehat seharusnya berbicara soal kualitas, bukan hanya kuantitas.
“Tubuh butuh semua unsur nutrisi: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Tidak bisa hanya satu sisi. Yang penting adalah pengaturan porsi dan waktu makan,” jelas dr. Eni.
Tips Aman Jalani Diet Sehat
Hindari diet yang melarang seluruh kelompok makanan
Konsultasikan dengan ahli gizi jika ingin menurunkan berat badan
Prioritaskan konsumsi makanan alami dan minim proses
Perhatikan sinyal tubuh: lapar, kenyang, lelah
Fokus pada pola hidup sehat jangka panjang, bukan hanya angka timbangan
Sehat Tidak Harus Ekstrem
Tubuh yang sehat tidak bisa dibentuk dalam seminggu. Diet bukan tentang menahan lapar, melainkan memahami kebutuhan tubuh sendiri. Jika media sosial menyajikan standar kecantikan yang tidak realistis, maka sudah saatnya kita berpindah fokus: dari bentuk tubuh ke kesehatan tubuh.
“Masyarakat harus belajar memilah mana informasi medis, mana promosi pribadi. Jangan sampai tren yang katanya sehat justru merusak tubuh kita sendiri,” tutup dr. Eni.