Diabetes Meningkat Tajam, Gaya Hidup Modern Kian Tak Terkontrol

Tampang.com | Diabetes bukan lagi penyakit orang tua. Kini, anak muda usia produktif pun semakin banyak yang didiagnosis menderita diabetes tipe 2. Perubahan gaya hidup modern, makanan cepat saji, dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama.

Prevalensi Naik, Usia Penderita Muda
Berdasarkan Riskesdas 2024, prevalensi diabetes di Indonesia naik dari 10,9% menjadi 13,4% dalam lima tahun terakhir. Yang mengejutkan, lebih dari 30% penderita baru berasal dari kelompok usia 25–40 tahun.

“Dulu pasien saya kebanyakan usia di atas 50. Sekarang, mahasiswa dan pekerja muda pun sudah banyak yang kena,” ungkap dr. Sari Aminah, SpPD.

Pola Makan dan Konsumsi Gula Tinggi Jadi Biang Keladi
Konsumsi minuman manis, makanan instan, serta kurangnya asupan sayur dan buah menjadi penyebab utama. Gaya hidup “grab food” dan kerja duduk berjam-jam tanpa olahraga memperparah kondisi.

“Orang Indonesia suka makanan manis dan ngemil terus. Tapi tak sadar, itu bom waktu bagi pankreas,” tambah dr. Sari.

Pemeriksaan Dini Masih Minim
Sayangnya, hanya sedikit orang yang melakukan tes gula darah rutin. Banyak yang baru sadar menderita diabetes ketika sudah mengalami komplikasi, seperti penglihatan kabur atau luka yang sulit sembuh.

Budi (34), seorang mantan karyawan startup, menyesal. “Saya kira cuma gampang capek. Ternyata sudah diabetes dan ginjal saya mulai kena.”

Kampanye Pencegahan Belum Masif
Pemerintah melalui Kemenkes sudah mencanangkan program CERDIK (Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres), namun implementasinya belum menyentuh kelompok urban muda secara maksimal.

Refleksi: Mencegah Lebih Murah daripada Mengobati
Diabetes adalah penyakit yang bisa dicegah dengan langkah sederhana—asal dilakukan konsisten. Kesadaran kolektif masyarakat dan dukungan nyata dari kebijakan publik jadi kunci menahan laju penyakit ini sebelum jadi epidemi nasional.