Sumber foto: Google

Detak Jantung Tak Normal? Kenali SVT dan Cara Penanganannya

Tanggal: 20 Mei 2025 22:13 wib.
Tampang.com | Supraventricular Tachycardia (SVT) merupakan gangguan irama jantung yang ditandai dengan detak jantung yang sangat cepat, dan bisa terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak muda. Kondisi ini berpotensi membahayakan jika tidak segera ditangani. Menurut dr. Dony Yugo Hermanto, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis aritmia di RS Siloam TB Simatupang, SVT dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal jantung, stroke, bahkan kematian.

Untuk memahami lebih lanjut, aritmia — gangguan irama jantung — secara umum terbagi menjadi tiga jenis utama, yakni tachycardia (irama jantung lebih cepat dari normal), bradycardia (lebih lambat dari normal), dan flutter (irama jantung tidak beraturan). SVT termasuk jenis tachycardia dengan detak jantung yang biasanya lebih dari 150 denyut per menit.

Mengetahui apakah detak jantung Anda normal dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu menghitung denyut nadi selama 15 detik, kemudian mengalikan hasilnya dengan empat untuk mendapatkan jumlah denyut per menit. Detak jantung normal bervariasi sesuai usia, mulai dari bayi hingga lansia, dan juga tergantung apakah sedang beristirahat atau beraktivitas.

SVT umumnya muncul akibat perubahan struktur jantung yang bisa terjadi karena penuaan atau kondisi bawaan sejak lahir. Gejalanya meliputi jantung berdebar kencang yang bisa muncul tiba-tiba saat sedang istirahat, bahkan tanpa disertai rasa nyeri dada. Episode SVT biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 jam dan dapat hilang dengan sendirinya, namun tetap membutuhkan perhatian medis.

Jika tidak ditangani, SVT dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pingsan akibat denyut jantung yang sangat cepat, risiko kematian mendadak terutama bila denyut jantung mencapai 300 bpm, dan perkembangan atrial fibrillation (AF) yang meningkatkan risiko gagal jantung dan stroke.

Dalam hal pengobatan, dr. Dony menjelaskan bahwa prosedur ablasi bisa menjadi solusi efektif. Ablasi adalah tindakan medis yang bertujuan menonaktifkan jaringan listrik abnormal di jantung dengan menggunakan energi frekuensi radio (radio-frequency/RF). Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kateter melalui pembuluh darah besar di paha untuk menghancurkan jalur listrik yang menyebabkan gangguan irama. Tingkat keberhasilan ablasi mencapai 90-95 persen.

Meski efektif, prosedur ablasi memiliki risiko, terutama jika jaringan yang akan dihancurkan berdekatan dengan jalur utama sistem listrik jantung. Kerusakan pada jalur ini bisa menyebabkan gangguan penghantaran listrik jantung, sehingga pasien mungkin perlu dipasangi alat pacu jantung (pacemaker). Selain itu, area pangkal paha yang menjadi akses kateter berpotensi mengalami pembengkakan setelah prosedur.

Teknologi pemetaan jantung yang digunakan dalam ablasi kini semakin canggih, dengan opsi pemetaan dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D). Pemetaan 3D memberikan gambaran lebih rinci sehingga prosedur bisa dilakukan dengan lebih tepat dan aman.

Memahami gejala SVT dan mendapatkan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Jika merasakan jantung berdebar sangat cepat secara tiba-tiba, terutama saat beristirahat, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis jantung.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved