Depresi pada Remaja, Apa yang Salah dan Bagaimana Mengatasi Lonjakan Kasusnya?
Tanggal: 8 Mei 2025 12:11 wib.
Tampang.com | Masalah kesehatan mental, terutama depresi, telah menjadi isu besar di kalangan remaja Indonesia. Angka yang terus meningkat pada anak muda yang mengalami gangguan psikologis ini memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, sekolah, hingga pemerintah.
Depresi Remaja: Angka Menjadi Kekhawatiran
Menurut data dari Kemenkes, jumlah remaja yang mengalami gangguan depresi meningkat hampir 30% dalam lima tahun terakhir. Survei WHO juga menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia Tenggara untuk kasus depresi remaja.
“Depresi tidak hanya soal merasa sedih, tapi bisa berujung pada perasaan tidak berharga, cemas berlebihan, dan gangguan tidur. Ini sangat mempengaruhi kualitas hidup remaja,” ujar Dr. Dita, psikolog klinis yang menangani pasien anak dan remaja.
Penyebab Utama: Tekanan Sosial dan Akademis
Banyak faktor yang menyebabkan remaja rentan terhadap depresi. Tekanan akademik, sosial media, dan harapan tinggi dari orang tua menjadi beberapa pemicu utama. Di sekolah, tuntutan prestasi sering kali menjadi beban psikologis bagi banyak siswa.
“Peningkatan tuntutan di sekolah, perbandingan diri dengan teman-teman lewat media sosial, dan tekanan dari orang tua untuk berprestasi tinggi membuat remaja merasa tertekan,” ungkap Rina, seorang remaja yang baru-baru ini menjalani terapi psikologis.
Kurangnya Pemahaman tentang Kesehatan Mental di Keluarga dan Sekolah
Meskipun kesadaran akan pentingnya kesehatan mental mulai meningkat, stigma terhadap masalah psikologis di Indonesia masih cukup kuat, baik di kalangan keluarga maupun masyarakat. Banyak orang tua dan guru yang masih menganggap masalah mental sebagai sesuatu yang memalukan atau sepele.
“Sering kali, orang tua berpikir anak yang mengeluh tentang perasaan tertekan hanya sedang ‘lemah’ atau ‘manja’. Padahal, itu adalah gejala awal yang harus diwaspadai,” tambah Dr. Dita.
Tantangan dalam Akses Terapi dan Dukungan Psikologis
Sementara itu, meskipun beberapa remaja membutuhkan terapi atau konseling, akses ke layanan psikologis di Indonesia masih terbatas. Terutama di daerah-daerah dengan fasilitas kesehatan mental yang minim.
“Di kota besar ada banyak pilihan untuk terapi, tapi di daerah terpencil, banyak remaja yang bahkan tidak tahu bagaimana memulai mencari bantuan psikolog,” kata Rina.
Langkah untuk Mengatasi Depresi Remaja
Menurut para ahli, pencegahan depresi remaja bisa dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang lebih mendukung di rumah dan sekolah. Program pendidikan mengenai kesehatan mental di sekolah, serta pelatihan orang tua untuk mengenali gejala depresi, bisa membantu mempercepat penanganan.
"Penting untuk membangun ruang aman bagi remaja untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa takut dihukum atau dicap aneh," ungkap Dr. Dita.
Refleksi: Mengutamakan Kesehatan Mental Sebagai Prioritas
Penting untuk menyadari bahwa kesehatan mental adalah bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. Menanggulangi depresi pada remaja tidak hanya memerlukan perhatian pada gejala fisiknya, tetapi juga pada pola pikir, emosi, dan dukungan sosial yang mereka terima.