Sumber foto: google image

Dari Mana Asal-muasal Mikroplastik di Air Hujan Jakarta?

Tanggal: 27 Okt 2025 09:21 wib.
Mikroplastik Menghujani Jakarta: Ancaman Tak Kasat MataFenomena mikroplastik yang terdeteksi dalam air hujan di Jakarta kini menjadi sorotan serius. Partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter ini, yang tak kasat mata, telah mencemari lingkungan hingga ke atmosfer. Temuan ini memicu kekhawatiran mendalam tentang kualitas udara dan air yang kita konsumsi sehari-hari.Kajian terbaru dan hasil riset sebelumnya menguatkan bukti adanya masalah ini.Kajian terbaru oleh ECOTON dan SEIJ (Mei-Juli 2025) menemukan kontaminasi mikroplastik di udara di 18 kabupaten/kota, memperkuat temuan BRIN sebelumnya.Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan termasuk dalam lima daerah dengan tingkat kontaminasi tertinggi, menyoroti urgensi penanganan di ibu kota. Data ini menunjukkan bahwa Jakarta berada di garis depan krisis polusi mikroplastik udara.Bagaimana Mikroplastik Masuk ke Dalam Air Hujan?Mekanisme masuknya mikroplastik ke dalam air hujan adalah proses kompleks yang melibatkan polusi udara dan fenomena atmosferik. Ini bukan sekadar pencemaran permukaan, melainkan interaksi antara partikel mikroskopis dan siklus air bumi. Pemahaman mekanisme ini penting untuk mengidentifikasi sumber dan cara penanggulangannya.Rafika Aprilianti dari ECOTON menjelaskan fenomena ini secara gamblang. Beliau menyatakan bahwa mikroplastik di udara terserap oleh air hujan saat turun ke bumi. Proses ini secara langsung meningkatkan kadar mikroplastik yang terbawa dalam setiap tetesan air hujan. Dengan kata lain, langit kita turut "mencuci" polutan dari atmosfer dan membawanya kembali ke tanah.Dwi Atmoko dari BMKG lebih lanjut menjelaskan peran mikroplastik sebagai aerosol dalam siklus atmosfer.Mikroplastik adalah Aerosol: Partikel ini adalah zat padat atau cair yang tersuspensi di udara. Aerosol dapat berasal dari alam, seperti ombak laut atau debu vulkanik. Namun, seringkali ia juga bersumber dari aktivitas manusia, misalnya pembakaran sampah atau asap kendaraan.Proses Deposisi: Mikroplastik dapat kembali ke permukaan melalui dua cara. Pertama adalah Deposisi Kering, di mana partikel jatuh karena gravitasi dan menempel pada permukaan. Kedua, Deposisi Basah, yaitu partikel menjadi inti kondensasi awan dan turun bersama air hujan. Ini menjelaskan mengapa air hujan kita mengandung mikroplastik.Transportasi Polutan: Mikroplastik dapat berpindah antar wilayah mengikuti pola angin. Ini berarti bahwa sumber mikroplastik di suatu daerah bisa jadi berasal dari daerah lain, atau sebaliknya, mencemari wilayah tetangga. Angin bertindak sebagai "kurir" bagi polutan ini.Memahami dan Mencari Solusi untuk Ancaman MikroplastikPemahaman ilmiah mengenai mikroplastik sebagai aerosol dan proses deposisinya memberikan landasan kuat untuk memahami penyebarannya. Ini bukan lagi sekadar dugaan, melainkan fakta yang didukung oleh ilmu pengetahuan. Kita perlu menanggapi temuan ini dengan tindakan nyata.Kajian pakar mengkonfirmasi hubungan langsung antara polusi udara dan kontaminasi air hujan oleh mikroplastik.Penjelasan BMKG menguraikan bagaimana mikroplastik (sebagai aerosol) dapat bertindak sebagai inti kondensasi awan. Fenomena ini menjadikannya bagian tak terpisahkan dari siklus air bumi. Artinya, polusi plastik telah meresap ke dalam salah satu sistem esensial kehidupan di planet ini.Faktor transportasi polutan yang mengikuti pola angin menunjukkan bahwa penanganan masalah mikroplastik memerlukan pendekatan regional. Ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu kota atau kabupaten. Diperlukan koordinasi yang kuat antarwilayah untuk mengatasi masalah lintas batas ini secara efektif.Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi harus mencakup pengurangan sumber mikroplastik dari polusi udara. Ini meliputi pengelolaan sampah yang lebih baik, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, serta pengendalian emisi dari kendaraan dan industri. Edukasi masyarakat tentang dampak mikroplastik juga krusial. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama menjaga kualitas udara dan air untuk masa depan yang lebih sehat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved