Dampak Tragis Akibat Kebiasaan Donor Darah Berlebihan di Tiongkok
Tanggal: 20 Apr 2024 20:40 wib.
Seorang remaja di Tiongkok meninggal secara tragis karena terlalu sering mendonorkan darahnya. Zhao Wei, remaja berusia 19 tahun asal kota Xinzhou, provinsi Shanxi, Tiongkok Utara, meninggal mendadak setelah didorong untuk mendonorkan plasma darahnya sebanyak 16 kali dalam delapan bulan.
Pada tanggal 15 Januari, Zhao tiba-tiba meninggal dunia di rumahnya setelah baru saja pulang dari bekerja untuk membantu menghidupi keluarganya. Ayahnya, Zhao Zhijie, menemukan tanda terima di bawah kasur sang anak yang menyatakan sumbangan plasma besar-besaran Zhao antara Mei dan Desember tahun sebelumnya.
Plasma darah dikumpulkan melalui proses otomatis yang memisahkan plasma dari komponen darah lainnya, kemudian mengembalikan sel darah merah dan trombosit kepada donor dengan aman. Tanda terima tersebut menunjukkan Zhao telah mendonorkan plasmanya sebanyak 16 kali dalam delapan bulan sebelum kematiannya, dengan interval terpendek antar donasi hanya 12 hari. Bahkan ada satu bulan di mana ia berdonasi sebanyak tiga kali.
Namun, laporan medis pada tanggal 5 Januari lebih lanjut mengungkapkan bahwa ia didiagnosis menderita jantung berdebar, anemia berat, dan kelainan darah. Pada hari kematiannya, Zhao memberi tahu temannya bahwa dia merasa lemah. Hal ini menunjukkan bahwa tubuhnya sudah mencapai batasnya akibat donasi plasma darah yang berlebihan.
Donor plasma, meskipun merupakan tindakan sukarela dan amal yang melibatkan pengambilan darah utuh dari donor, hanya diperbolehkan setiap enam bulan sekali. Namun, pemberian plasma dapat dijalankan sebagai aktivitas komersial di stasiun darah yang dioperasikan oleh perusahaan swasta. Peraturan yang dikeluarkan Komisi Kesehatan Nasional pada tahun 2021 mengatur bahwa jarak waktu antara donor plasma tidak boleh kurang dari 14 hari, dan total donasi tidak boleh melebihi 24 hari dalam setahun.
Berdasarkan pedoman ini, sumbangan plasma Zhao, terutama dengan interval sesingkat 12 hari, merupakan pelanggaran. Catatan percakapan WeChat juga mengungkap bagaimana Zhao terlibat dalam proses donasi plasma dengan perantara yang membayar uang kepada Zhao setiap kali ia mendonorkan darahnya.
Ayahnya, Zhao Zhijie, menuntut pertanggungjawaban perusahaan pengumpul plasma atas kematian putranya. Sang ayah ingin kasus meninggalnya Zhao ini diusut dan meminta pertanggungjawaban dari pihak yang mewadahi donor darah.
Meskipun ada pelanggaran aturan yang jelas, perusahaan pengumpul plasma mengklaim bahwa Zhao Wei memenuhi persyaratan, dan perusahaan telah secara ketat mematuhi peraturan nasional. Komisi Kesehatan Distrik Xinfu menyatakan bahwa insiden tersebut sedang diselidiki.
Kematian remaja tersebut memicu kemarahan di dunia maya, dengan banyak orang mengecam praktik donor darah yang berlebihan dan komersial di Tiongkok. Banyak yang menuntut perusahaan pengumpul plasma untuk dihukum tegas.