Sumber foto: iStock

Dampak Mengejutkan Gadget pada Anak: Lebih dari Sekadar Waktu Layar

Tanggal: 19 Jun 2025 09:55 wib.
Di tengah era digital saat ini, anak-anak semakin akrab dengan berbagai perangkat teknologi seperti smartphone, tablet, dan komputer. Namun, di balik kemudahan akses dan hiburan yang ditawarkan, penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa dampak serius pada kesehatan mental dan emosional anak-anak. Temuan ini terungkap dalam sebuah penelitian komprehensif yang dilakukan oleh American Psychological Association, yang baru saja diterbitkan di jurnal Psychological Bulletin.

Studi ini mengkaji 117 penelitian dari berbagai negara—termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jerman, dan Belanda—dengan melibatkan lebih dari 292.000 anak di bawah usia 10 tahun. Tujuannya adalah untuk mencari pola antara durasi penggunaan gadget dengan berbagai aspek psikologis pada anak usia dini.


Kaitan Erat antara Waktu Layar dan Masalah Emosional

Hasil penelitian menunjukkan keterkaitan yang signifikan antara tingginya waktu layar dan berbagai gangguan sosial-emosional pada anak. Gejala yang diamati antara lain kecemasan, depresi, perilaku agresif, hingga rendahnya rasa percaya diri. Anak-anak yang terlalu lama menatap layar ternyata tidak hanya mengalami gangguan psikologis, tetapi juga menunjukkan penurunan kemampuan bersosialisasi dan berempati.

Michael Noetel, profesor psikologi dari Queensland University, Australia, yang menjadi salah satu penulis studi ini, menjelaskan bahwa semakin banyak anak yang bergantung pada layar untuk berbagai aktivitas—mulai dari hiburan, tugas sekolah, hingga berinteraksi dengan teman.

"Penggunaan gadget bukan lagi aktivitas sampingan. Kini, anak-anak menjadikannya bagian utama dari kehidupan sehari-hari, dan hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja," ungkap Noetel dalam kutipan yang dilansir dari Newsweek (13 Juni 2025).


Lingkaran Setan Antara Gadget dan Kesehatan Mental

Studi ini juga mengungkap adanya hubungan dua arah antara waktu layar dan gangguan emosional. Artinya, anak-anak yang mengalami kecemasan atau kesulitan emosional lebih cenderung mencari pelarian melalui gadget, terutama dengan bermain gim atau mengakses media sosial. Namun di sisi lain, penggunaan layar yang berlebihan justru memperburuk kondisi psikologis mereka.

Penelitian ini memusatkan perhatian pada studi-studi yang melacak anak-anak dalam jangka waktu minimal enam bulan. Fokusnya adalah pada segala bentuk aktivitas berbasis layar, mulai dari menonton televisi, bermain video game, hingga aktivitas daring yang berhubungan dengan pendidikan dan media sosial.


Usia dan Jenis Kelamin Mempengaruhi Dampak

Tidak semua anak terpengaruh dengan cara yang sama. Anak usia 6 hingga 10 tahun ternyata lebih rentan terhadap dampak negatif waktu layar dibandingkan dengan balita. Selain itu, anak perempuan cenderung mengalami gangguan emosional seperti kecemasan dan kesedihan, sedangkan anak laki-laki lebih sering menggunakan gadget sebagai mekanisme pelampiasan atau coping dari tekanan emosional yang dirasakan.

Jenis konten yang dikonsumsi juga memiliki pengaruh besar. Aktivitas bermain gim dikaitkan dengan dampak psikologis yang lebih merugikan, terutama jika dilakukan dalam waktu yang lama tanpa pengawasan. Sebaliknya, penggunaan untuk tujuan edukasi atau hiburan pasif seperti menonton film dinilai memiliki efek yang lebih netral, bahkan dalam beberapa kasus bisa bersifat positif jika disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak.


Lebih dari Sekadar Pembatasan Waktu

Noetel menekankan bahwa pendekatan orang tua terhadap penggunaan gadget tidak seharusnya hanya fokus pada pembatasan waktu. Menurutnya, hal yang tak kalah penting adalah memahami alasan anak menggunakan gadget dan jenis konten yang mereka akses.

"Sekadar menetapkan durasi penggunaan gadget tidak cukup. Orang tua perlu memahami konteksnya—apa yang ditonton, mengapa anak ingin bermain gim, dan apakah ada kebutuhan emosional yang belum terpenuhi," jelas Noetel.

Ia menyarankan orang tua untuk menggunakan alat kontrol digital dan fitur pengawasan, namun tidak boleh mengabaikan sinyal bahwa anak mungkin memerlukan bantuan atau perhatian lebih dari segi emosional.


Pentingnya Pendekatan Multidimensi

Roberta Vasconcellos, ilmuwan kesehatan dari University of New South Wales sekaligus penulis utama penelitian, menambahkan bahwa pendekatan terhadap masalah ini harus holistik. Ia menekankan pentingnya kerjasama antara orang tua, guru, dan pembuat kebijakan dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat bagi anak.

"Dengan memahami bahwa hubungan antara gadget dan emosi anak bersifat dua arah, kita bisa merancang solusi yang bukan hanya mengekang, tetapi juga mendukung perkembangan emosional mereka," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa pendekatan yang penuh empati jauh lebih efektif daripada sekadar membuat aturan ketat tanpa komunikasi yang jelas.


Penutup: Keseimbangan Digital untuk Masa Depan Anak

Studi besar ini memberi gambaran bahwa pengaruh teknologi terhadap anak-anak lebih kompleks dari yang terlihat. Meskipun perangkat digital kini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, orang tua tidak bisa mengabaikan potensi risiko psikologis yang muncul bila penggunaannya tidak dikendalikan dengan bijak.

Daripada hanya melarang, solusi jangka panjang terletak pada pemahaman, komunikasi terbuka, dan pendampingan yang konsisten. Anak-anak butuh lebih dari sekadar aturan—mereka juga butuh perhatian, dukungan emosional, dan bimbingan untuk bisa tumbuh sehat dalam dunia digital.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved