Daftar Jajanan Indonesia dengan Lemak Trans Tinggi Menurut WHO
Tanggal: 7 Mei 2024 10:28 wib.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengungkapkan sejumlah jajanan Indonesia yang mengandung lemak trans dengan kadar yang melebihi ambang batas normal. Hal ini merupakan penilaian terhadap makanan yang mengandung lemak trans dalam pasokan pangan di Indonesia.
Menurut temuan WHO, hampir 10 persen sampel makanan di Indonesia mengandung lemak trans dengan kadar melebihi ambang batas yang direkomendasikan, yaitu kurang dari 2 g/100g total lemak. Hal ini disampaikan oleh dr. Lubna Bhatti, Team Lead NCDs and Healthier Population, WHO Indonesia, seperti dilaporkan oleh detik.
Pihak WHO juga mencatat bahwa jajanan yang banyak ditemukan mengandung lemak trans tinggi antara lain adalah: biskuit, wafer, produk roti, martabak, roti Maryam, jajanan kaki lima, dan jajanan kekinian. Lemak trans sendiri merupakan jenis lemak alami yang terdapat pada pangan hewani seperti ayam dan daging merah, namun terdapat pula lemak trans buatan yang biasa terdapat pada es krim, santan, dan mentega.
Dampak buruk dari konsumsi lemak trans secara berlebihan telah terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung, peradangan, kenaikan berat badan, jumlah kolesterol 'jahat', serta risiko kanker. Oleh karena itu, WHO mendorong pemerintah Indonesia untuk menetapkan batas kandungan lemak trans pada pangan dengan kebijakan peraturan yang kuat dan didukung oleh undang-undang nasional.
WHO juga menganjurkan dua pilihan kebijakan terbaik untuk mengeliminasi lemak trans, yaitu membatasi lemak trans hingga 2 g per total kandungan lemak di semua makanan (2 g/100 g total lemak) dan melarang produksi, impor, penjualan, serta penggunaan minyak terhidrogenasi parsial (PHO) di semua makanan.
Kebijakan tersebut telah diadopsi oleh 53 negara anggota WHO sejalan dengan pendekatan WHO REPLACE yang dirilis pada tahun 2018.
Artikel ini memberikan peringatan penting terkait kesehatan masyarakat Indonesia. Dengan peningkatan kesadaran akan bahaya lemak trans, diharapkan produsen makanan, karangan makanan, dan pemerintah dapat bekerja sama untuk mengurangi kadar lemak trans pada makanan yang dikonsumsi masyarakat. Pengetahuan yang luas dan penegakan peraturan yang ketat akan menjadi langkah awal yang penting untuk memastikan kesehatan publik yang lebih baik di masa mendatang.