Sumber foto: Google

Cuti Bukan Cuma Buat Sakit Fisik, Kantor Mulai Sediakan Libur Khusus untuk Kesehatan Mental

Tanggal: 6 Mei 2025 15:03 wib.
Tampang.com | Kalau dulu cuti cuma dikasih buat sakit demam atau urusan keluarga, sekarang banyak perusahaan mulai kasih jatah “Mental Health Day”—libur sehari penuh buat jaga kewarasan.

Cegah Burnout Sebelum Terlambat

Fenomena ini nggak muncul tiba-tiba. Menurut survei LinkedIn Workplace 2025, lebih dari 60% profesional muda mengalami gejala burnout setidaknya dua kali dalam setahun. Dan ini bukan cuma soal capek kerja, tapi stres, cemas, hingga kehilangan motivasi.

Makanya, beberapa perusahaan teknologi dan startup di Indonesia mulai kasih ruang lebih buat karyawan istirahat secara mental. Bukan nunggu burnout dulu, tapi pencegahan sejak dini.

Apa Itu Mental Health Day?

Cuti ini diberikan tanpa perlu alasan medis atau surat dokter. Tujuannya jelas: supaya karyawan bisa rehat, tidur cukup, pergi ke tempat yang bikin tenang, atau sekadar detoks digital. Bahkan beberapa kantor memberi kebebasan penuh dalam cara menghabiskan hari itu.


“Mental Health Day bikin saya sadar kalau istirahat itu bagian dari kerja yang sehat,” kata Bima, UI/UX designer di salah satu startup fintech Jakarta.


Efektif atau Sekadar Formalitas?

Meski terlihat positif, nggak semua tempat kerja menerapkannya dengan tulus. Ada yang memberikan tapi tetap menumpuk beban kerja, atau karyawan malah nggak berani ambil karena takut dicap ‘lemah’. Artinya, kultur perusahaan tetap jadi kunci.

Langkah Positif ke Arah Tempat Kerja yang Lebih Manusiawi

Psikolog organisasi menyebut langkah ini sebagai sinyal positif dari dunia kerja yang mulai sadar bahwa produktivitas dan kesehatan mental itu saling berhubungan. Bukan soal malas atau manja, tapi soal bertahan dan berkembang dalam dunia kerja yang makin cepat dan menekan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved