Cokelat Memang Bermanfaat, Tapi Kelompok Orang Ini Sebaiknya Tidak Mengkonsumsi
Tanggal: 26 Jun 2018 14:04 wib.
Mengonsumsi cokelat yang merupakan hasil olahan dari biji kakao mungkin menjadi kesenangan banyak orang. Rasanya manis, legit, dan lumer di mulut. Sensasi yang lezat di lidah dan membuat hati senang.
Tetapi tunggu dulu! Cokelat yang rasanya manis ternyata tidak sebanding dalam memberikan manfaat kesehatan. Cokelat sejenis itu malah mengandung banyak tambahan seperti gula sehingga malah memberikan dampak yang kurang baik untuk kesehatan tubuh.
Menurut pakar gizi, jenis cokelat yang dikatakan bermanfaat adalah dark chocolate atau cokelat pekat yang memiliki kadar cokelat minimal 70%. Lebih banyak kadar cokelatnya lebih baik, tapi tentu rasanya lebih pahit.
Kalau yang biasa dijual di pasaran dan dikonsumsi secara umum itu biasanya manis. Kalau manis, itu sudah banyak campurannya seperti susu dan gula sehingga kandungan lemaknya pasti lebih tinggi. Manfaatnya tidak sebesar dark chocolate.
Cokelat pekat bila dikonsumsi rutin dengan dosis yang benar memang bermanfaat bagi jantung. Dosis yang benar itu adalah dua potong dalam satu batang cokelat.
Meski memiliki banyak kandungan yang bermanfaat, cokelat itu pun ada baiknya tidak dikonsumsi oleh beberapa orang dengan kondisi kesehatan khusus. Kalau dikonsumsi cokelat malah akan memberikan risiko bagi mereka.
Kelompok orang yang pertama harus menghindari cokelat adalah yang obesitas. Ya, saat sudah kegemukan, lebih baik menghindari cokelat, apalagi cokelat yang bercita rasa manis.
Kedua, mereka yang memiliki migren dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cokelat. Itu berkaitan dengan senyawa flavonoid yang mampu melebarkan pembuluh darah. Mereka yang migren sudah mengalami pelebaran pembuluh darah sehingga akan semakin merasa pusing bila mengonsumsi cokelat.
Ketiga, kelompok orang yang memiliki masalah reflux asam lambung sehingga sering mengalami nyeri pada ulu hati dan bagian dada. Ibu hamil yang sering mual dan mengalami aliran balik asam lambung sehingga naik ke kerongkongan juga tidak dianjurkan mengonsumsi cokelat.
Anak-anak dengan gangguan perilaku ADHD atau umumnya dikenal dengan sebutan hiperaktif jangan pula mengonsumsi cokelat. Apalagi, bila cokelat yang dikonsumsi adalah yang berasa manis karena tambahan gula itu tidak baik bagi mereka.
Nah, cokelat ternyata punya manfaat tapi juga risiko tertentu. Apalagi kalau dikonsumsi berlebih demi mendapatkan manfaat, yang terjadi malah sebaliknya akan berdampak jelek bagi kesehatan.