Cegah Serangan Jantung Menyerang dengan Berjemur di Bawah Matahari
Tanggal: 1 Feb 2018 17:46 wib.
Tampang.com - Berjemur dibawah matahari saat pagi memang diyakini baik untuk kita. Hal ini telah dibuktikan dan memang benar adanya.
Paparan matahari ternyata mampu bantu mengurangi tekanan darah, risiko stroke dan serangan jantung, bahkan dapat memperpanjang umur kita. Demikian hasil riset Edinburgh University yang dilansir laman BBC.
Hasil studi yang telah dipaparkan dalam konferensi The International Investigative Dermatology di Edinburgh, Jumat, menyebutkan bahwa sinar UV melepaskan suatu senyawa yang menurunkan tekanan darah.
Produksi senyawa penurun tekanan darah, nitrat oksida, terpisah dari produksi vitamin D dalam tubuh, yang naik setelah paparan sinar matahari.
Untuk mendapatkan hasil tersebut, peneliti mempelajari tekanan darah pada 24 relawan yang kemudian diberi sinar uv dan lampu pemanas.
Dalam satu sesi, para relawan diberi paparan sinar UV dan panas lampu. Di sesi lain, sinar UV diblokir sehingga hanya panas lampu yang berdampak pada kulit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah menurun secara signifikan selama satu jam setelah paparan sinar UV tapi tidak setelah relawan terkena panas dari lampu. Sementara kadar Vitamin D tidak terpengaruh dalam kedua sesi.
"Kami menduga manfaat sinar matahari bagi kesehatan jantung akan lebih besar dibandingkan dengan risiko kanker kulit," kata dosen senior dermatologi di Edinburgh University, Dr Richard Weller.
"Pekerjaan yang sudah kami lakukan menyediakan mekanisme yang mungkin bisa menjelaskan ini, dan juga menjelaskan mengapa diet suplemen vitamin D saja tidak bisa mengimbangi kekurangan sinar matahari," tambahnya.
"Kami sekarang berencana melihat risiko relatif penyakit jantung dan kanker kulit pada orang yang menerima jumlah paparan sinar matahari yang berbeda. Jika ini menegaskan bahwa sinar matahari mengurangi tingkat kematian dari semua penyebab, kita perlu mempertimbangkan lagi saran tentang paparan sinar matahari," ujar dia.
Namun para peneliti mengatakan, lebih banyak studi lanjutan masih diperlukan untuk menentukan apakah sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali rekomendasi terkait paparan sinar matahari pada kulit.