Cara Mengatasi Anak Tantrum

Tanggal: 1 Mei 2018 23:41 wib.
Tantrum didefinisikan sebagai luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol seringkali muncul saat anak berusia 1-6 tahun, bahkan tidak menutup kemungkinan tantrum muncul pada orang dewasa. Beda usia beda juga bentuk tantrum yang muncul. Anak di bawah usia 3 tahun akan menampilkan perilaku menangis menjerit, menggigit, memukul badan dan melempar barang.

Ada beberapa hal yang memicu tantrum diantaranya terhalangnya keinginan anak, tidak terpenuhi kebutuhan, dan ketidakmampuan berkomunikasi karena kemampuan bahasa pada anak usia dini belum berkembang dengan baik.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab tantrum adalah cara pola asuh orangtua. Mungkin Anda belum menerapkan pola asuh yang tepat. Padahal salah satu kunci untuk membentuk perilaku anak adalah dengan konsisten menerapkan pola asuh.

Sebenarnya tantrum adalah bagian dari proses perkembangan dan akan menghilang sejalan dengan bertambahnya usia anak, namun bukan berarti orangtua dapat membiarkan perilaku tantrum. Justru karena merupakan bagian dari perkembangan maka harus diatasi dengan baik agar kelak tidak mempengaruhi perilakunya di masa depan. Ketika anak tantrum Anda harus tetap tenang, bawa anak atau jauhkan dari benda-benda yang dapat membahayakannya.

Jangan pedulikan, membujuk maupun mengimingi anak dengan sesuatu untuk berhenti, tunggulah sampai energi anak habis dan tantrumnya mereda. Jika sudah selesai Anda bisa memeluknya sambil mengkomunikasikan alasan kenapa tidak memberikan keinginannya tersebut dan jangan lupa untuk menyisipkan ungkapan sayang pada anak. Alasan yang diberikan harus real bukan alasan yang cenderung mengada-ada dan mudah untuk dipahami anak.

Walaupun waktu Anda terbatas dengan anak usahakan bangun komunikasi yang hangat, tidak menghakimi dan dengarkan. pendapat anak. Anda bisa meluangkan waktu bersama anak pahami apa yang sedang ia butuhkan dalam perkembanganya. Saat anak umur 2,5 tahun keinginan mengeksplorasi lingkunganya dan kemampuan motoriknya sedang berkembang. Oleh sebab itu anak akan sangat aktif dan senang mencoba hal-hal baru seperti memanjat, menyentuh sesuatu, dan berlari.

Jangan sedikit-sedikit menghalangi keinginan anak tersebut, coba berikan kesempatan pada anak untuk melakukannya namun tetap dalam pengawasan. Kesempatan yang diberikan akan membuat anak merasa puas dan secara tidak langsung akan membantu membentuk kontrol diri pada anak. Hal selanjutnya yang dapat Anda lakukan adalah membentuk kedisiplinan, ajak anak berdiskusi untuk menerapkan aturan serta konsekuansi yang diberikan jika ia melanggarnya.

Memberikan pelajaran yang mudah adalah memberikan dengan contoh atau teladan, jika Anda tidak ingin anak meluapkan emosinya berlebihan maka keluarga juga diharapkan memiliki keterampilan untuk mengelola emosi. Intinya diperlukan keselarasan dalam pola asuh antara kedua orangtuanya dan keluarga besar yang terlibat mengasuh anak Anda dan perilaku orangtua.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved