Sumber foto: Google

Burnout Bukan Lagi Kasus Tersendiri, Kini Jadi Masalah Massal di Kalangan Pekerja Muda?

Tanggal: 12 Mei 2025 22:43 wib.
Tampang.com | Dalam beberapa tahun terakhir, burnout atau kelelahan mental akibat pekerjaan semakin meluas di kalangan pekerja muda Indonesia. Fenomena ini bahkan disebut para ahli sebagai “epidemi tak kasat mata” yang pelan-pelan merusak kualitas hidup dan produktivitas generasi usia produktif.

Laporan Survei Kesehatan Jiwa Nasional 2024 menyebut bahwa 62% pekerja usia 22–35 tahun mengalami gejala burnout, mulai dari kelelahan ekstrem, hilangnya motivasi kerja, hingga gejala fisik seperti insomnia dan nyeri otot kronis.

“Banyak pekerja muda yang tidak sadar bahwa mereka sebenarnya sedang burnout, karena sudah menganggapnya sebagai bagian normal dari dunia kerja,” jelas psikolog klinis Lely Rahmawati.

Penyebab Burnout Tak Melulu Tekanan Target
Penyebab utama burnout di Indonesia kini lebih kompleks dari sekadar tuntutan kerja berat. Faktor-faktor yang banyak dikeluhkan generasi muda antara lain:



Ketidakjelasan karier dan masa depan


Budaya hustle culture yang melelahkan


Minimnya dukungan dari manajemen perusahaan


Ketidakseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi (work-life balance)



“Tekanan itu bukan hanya dari atasan, tapi juga dari dalam diri sendiri karena tuntutan sosial dan media digital,” tambah Lely.

Dampak Jangka Panjang
Jika tidak ditangani, burnout dapat berkembang menjadi gangguan mental serius seperti:



Depresi


Kecemasan berlebihan


Gangguan tidur kronis


Menurunnya kinerja dan semangat hidup



Pekerja yang burnout juga berisiko tinggi mengalami penurunan hubungan sosial, absensi tinggi, bahkan keputusan resign mendadak tanpa persiapan.

Apa yang Bisa Dilakukan?
Psikolog dan pakar sumber daya manusia menyarankan sejumlah langkah penting untuk menghadapi dan mencegah burnout:



Perusahaan wajib menyediakan akses layanan konseling atau ruang istirahat mental


Karyawan perlu belajar menetapkan batas kerja dan waktu pribadi


Pemerintah perlu mendorong regulasi jam kerja sehat dan pengawasan ketat atas eksploitasi kerja


Edukasi tentang burnout harus diperluas hingga ke level sekolah dan kampus



“Kalau kita biarkan burnout jadi normal baru, maka yang akan rusak bukan cuma pekerja, tapi sistem kerja nasional,” tutup Lely.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved