BPOM Beri Izin Uji Klinis Tahap 3 Vaksin Tuberkulosis M72 di Indonesia
Tanggal: 17 Mei 2025 15:03 wib.
Tampang.com | Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memberikan izin untuk pelaksanaan uji klinis tahap 3 vaksin tuberkulosis (TB) M72 di Indonesia. Langkah ini menjadi bagian penting dalam upaya pembaharuan penanganan TB yang selama ini masih menjadi persoalan besar di Tanah Air.
Indonesia, Negara dengan Kasus TB Terbanyak Kedua di Dunia
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menegaskan posisi Indonesia sebagai negara kedua dengan jumlah penderita TB terbanyak setelah India. Pengobatan TB yang ada saat ini masih mengandalkan kombinasi obat isoniazid, rifampicin, dan etambutol, yang meskipun efektif, membutuhkan waktu lama dan terkadang sulit menyembuhkan pasien akibat potensi resistensi.
“Pengobatan selama ini memakan waktu lama dan kadang menyebabkan kondisi yang sulit sembuh, meskipun belum bisa kita sebut sebagai resistensi obat,” ungkap Taruna.
Keterbatasan Vaksin BCG dan Harapan Baru dari Vaksin M72
Selama ini, vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) menjadi andalan dalam pencegahan TB. Namun efektivitasnya dianggap kurang optimal, khususnya untuk orang dewasa. Oleh karena itu, vaksin M72 hadir sebagai inovasi terbaru dengan teknologi modern yang diharapkan mampu memberikan perlindungan lebih baik.
“Dengan teknologi baru ini, kami berharap dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia yang menghadapi beban TB tinggi,” kata Taruna.
Partisipasi Indonesia dalam Uji Klinis Global
Indonesia ikut serta dalam uji klinis tahap 3 vaksin M72 bersama beberapa negara lain, dengan melibatkan sekitar 2.000 peserta secara sukarela dari total 20.000 peserta global. Uji klinis dilakukan secara double-blind, sehingga baik peneliti maupun peserta tidak mengetahui siapa yang menerima vaksin dan siapa yang menerima plasebo, untuk menjaga keakuratan hasil.
Peluang Produksi Vaksin Lokal dan Pengurangan Ketergantungan Impor
Salah satu tujuan utama dari keterlibatan Indonesia adalah membuka peluang pengembangan dan produksi vaksin secara lokal melalui Biofarma. Saat ini, sekitar 94 persen bahan baku obat diimpor, sehingga pengembangan vaksin M72 di dalam negeri diharapkan bisa memperluas akses dan menekan ketergantungan impor.
Harapan dan Dukungan dari Biofarma dan Gates Foundation
Direktur Utama Biofarma, Shadiq Akasya, menambahkan bahwa selama 30 tahun terakhir belum ada vaksin TB baru yang berhasil dikembangkan. Vaksin M72 yang kini memasuki tahap uji klinis fase 3 patut diapresiasi sebagai terobosan penting.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa, dan kami berharap uji klinis ini berjalan lancar dengan dukungan penuh dari BPOM dan Gates Foundation,” ujar Shadiq.
Sementara itu, Senior CMC Advisor Vaccine Development Gates Foundation, Rasayam Prasad, menekankan bahwa selain pengembangan vaksin, akses distribusi vaksin secara luas juga harus diperhatikan.
“Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi vaksin untuk kebutuhan nasional maupun global, termasuk vaksin untuk penyakit lain seperti campak, rubella, pneumonia, dan polio,” katanya.
Terobosan Baru untuk Pengendalian Tuberkulosis
Uji klinis vaksin M72 di Indonesia diharapkan menjadi tonggak penting dalam mengendalikan tuberkulosis yang masih menjadi tantangan kesehatan serius di negara ini dan dunia. Dengan teknologi baru dan dukungan berbagai pihak, harapan besar kini mengiringi langkah pengembangan vaksin ini demi menyelamatkan lebih banyak nyawa.