Bisakah Kucing Alami Demam, Flu, dan Batuk? Ini Penjelasan Ahli
Tanggal: 17 Mei 2025 21:53 wib.
Tampang.com | Belakangan, sejumlah warganet di X (sebelumnya Twitter) mengeluhkan kondisi kesehatan kucing peliharaan mereka yang tampak berbeda dari biasanya, seperti demam, flu, hingga batuk. Beberapa warganet bahkan bertanya-tanya apakah kucing benar-benar bisa mengalami batuk layaknya manusia.
Beberapa keluhan yang ramai diunggah antara lain, “Kucing gua seharian tumben ga gigit dan cakarnya, ternyata lagi demam,” tulis salah satu pengguna pada Kamis (15/5/2025). Warganet lain bertanya, “Kucing batuk tuh apa memungkinkan???”
Menanggapi hal ini, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo, memastikan bahwa kucing memang bisa mengalami demam, flu, dan batuk. Menurut Slamet, kondisi tersebut merupakan reaksi tubuh kucing terhadap infeksi atau gangguan kesehatan, terutama pada saluran pernapasan.
“Demam, flu, dan batuk bisa terjadi pada semua mamalia, termasuk anjing dan kucing,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (16/5/2025). Beberapa penyebab demam pada kucing di antaranya infeksi bakteri Bartonella henselae dan virus seperti Feline calicivirus, Feline herpesvirus, serta Feline panleukopenia virus.
Gejala demam pada kucing biasanya ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat di atas 39,5 derajat Celsius, penurunan nafsu makan, dan menggigil. Sedangkan flu dapat disebabkan oleh bakteri Bordetella bronchiseptica dan Chlamydophila felis, atau oleh virus seperti Feline herpesvirus dan Feline calicivirus. Flu pada kucing juga bisa dipicu oleh alergi, dengan gejala mata berair, bersin, hidung berair, serta suara kucing yang berubah atau hilang.
Sementara itu, dosen kedokteran hewan dari Universitas Nusa Cendana, Yeremia Yobelanno Sitompul, menambahkan bahwa batuk pada kucing tidak hanya terkait masalah saluran pernapasan, tapi juga bisa menjadi tanda gangguan jantung. Kucing dapat mengalami berbagai kondisi jantung seperti kardiomiopati hipertrofik, dilatasi, restriktif, hingga gagal jantung, yang semuanya dapat memicu batuk.
Untuk pengobatan, Yeremia menjelaskan bahwa langkah penyembuhan disesuaikan dengan kondisi kucing. Obat minum, injeksi, hingga terapi nebulizer bisa diberikan, tergantung tingkat keparahan dan penyebabnya. Jika infeksi bakteri menjadi penyebab utama, dokter hewan biasanya akan meresepkan antibiotik yang sesuai.
Dengan pemahaman ini, para pemilik kucing diharapkan bisa lebih waspada dan cepat mengambil tindakan ketika hewan peliharaan menunjukkan tanda-tanda sakit, serta segera berkonsultasi dengan dokter hewan guna penanganan yang tepat.