Sumber foto: Google

Benarkah Stres Menyebabkan Asam Lambung Naik?

Tanggal: 3 Des 2024 12:49 wib.
Apakah Anda pernah merasakan perut terasa tidak nyaman atau terbakar setelah menghadapi situasi yang memicu stres? Jika iya, Anda mungkin mengalami gejala refluks asam atau gastroesophageal reflux disease (GERD), yaitu naiknya asam atau cairan pencernaan dari perut ke kerongkongan. Namun, benarkah stres dapat menjadi pemicu utama naiknya asam lambung? Mari kita telusuri lebih dalam terkait hubungan antara stres dan refluks asam.

Refluks asam adalah kondisi yang terjadi ketika katup antara kerongkongan dan lambung mengalami disfungsi, sehingga cairan lambung dapat naik ke atas ke kerongkongan. Gejalanya antara lain termasuk rasa terbakar di dada (heartburn), rasa asam di tenggorokan, batuk kering, serta nyeri dada yang dapat menyerupai serangan jantung. Sangat umum bagi seseorang yang mengalami refluks asam untuk merasakan kambuhnya gejala saat menghadapi situasi yang memicu stres.

Sebuah survei kesehatan yang dilakukan terhadap 40.000 orang di Norwegia menemukan bahwa orang yang melaporkan stres terkait pekerjaan lebih rentan mengalami gejala refluks asam. Hal ini menunjukkan bahwa stres memang dapat berperan dalam memicu naiknya asam lambung dan memperburuk kondisi refluks asam. Mekanisme tepatnya belum sepenuhnya dipahami, namun tekanan psikologis yang dialami akibat stres diyakini dapat memengaruhi fungsi otot-otot dalam sistem pencernaan, termasuk katup yang seharusnya mencegah naiknya cairan lambung ke kerongkongan.

Selain itu, saat mengalami stres, tubuh juga memproduksi hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini dapat memengaruhi aktivitas lambung dan proses pencernaan, sehingga memicu naiknya asam lambung. Jika stres menjadi konstan dan tidak diatasi dengan baik, hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami masalah pencernaan, termasuk refluks asam.

Untuk mengelola refluks asam yang dipicu oleh stres, penting bagi seseorang untuk mengelola stres dengan baik. Teknik-teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi tingkat stres yang dialami. Selain itu, penting pula untuk memperhatikan pola makan dan gaya hidup, menghindari makanan yang memicu refluks asam, dan menjaga berat badan agar tidak terlalu berlebihan. Bila gejala refluks asam tetap mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Dalam menghadapi stres, terutama stres terkait pekerjaan, penting untuk memprioritaskan kesehatan fisik dan mental. Manajemen stres secara efektif tidak hanya dapat membantu mencegah naiknya asam lambung, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kesehatan secara keseluruhan.

Dengan demikian, meskipun belum ada kesimpulan pasti terkait hubungan antara stres dan refluks asam, bukti-bukti menunjukkan bahwa stres memiliki peran yang signifikan dalam memicu kambuhnya gejala refluks asam. Oleh karena itu, penting untuk lebih sering mengelola stres dengan baik, meningkatkan kesadaran akan kondisi refluks asam, dan mencari bantuan medis jika diperlukan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved