Benarkah Makan Tidak Sehat Picu Asam Urat? Fakta Baru Ini Bisa Mengubah Pandanganmu
Tanggal: 8 Jun 2025 15:00 wib.
Selama ini, banyak orang percaya bahwa penyakit asam urat—atau gout—muncul akibat terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, seperti daging merah, makanan laut, atau minuman tinggi gula. Namun, sebuah penelitian terbaru berskala internasional justru mengungkap fakta mengejutkan: faktor genetika mungkin menjadi penyebab utama dari munculnya penyakit ini.
Dalam studi yang dimuat oleh Science Alert, para peneliti menganalisis data genetik dari sekitar 2,6 juta orang yang berasal dari 13 kelompok data DNA berbeda. Dari total tersebut, terdapat lebih dari 120.000 orang yang diketahui mengidap asam urat. Penelitian ini memberikan gambaran yang sangat luas mengenai keterkaitan antara susunan genetik dengan risiko seseorang mengalami radang sendi akibat kadar asam urat yang tinggi.
Genetik Lebih Dominan Dibanding Pola Makan?
Selama bertahun-tahun, stigma yang melekat pada penderita asam urat seakan menjadi beban tersendiri. Banyak orang merasa bersalah, seolah penyakit ini adalah akibat langsung dari pilihan gaya hidup yang buruk. Namun, studi ini justru memberikan perspektif baru.
Peneliti membandingkan susunan genetik para penderita dengan individu sehat. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun gaya hidup dan lingkungan tetap memberi pengaruh, faktor keturunan atau genetik lebih besar dalam menentukan risiko seseorang terkena asam urat.
Tony Merriman, seorang pakar epidemiologi dari Universitas Otago, Selandia Baru, sekaligus penulis studi yang diterbitkan di jurnal Nature Genetics, menjelaskan bahwa penyakit asam urat merupakan kondisi kronis yang diturunkan secara genetik, bukan akibat langsung dari kesalahan pribadi.
“Selama ini kita terlalu menyalahkan gaya hidup. Padahal kenyataannya, gout memiliki dasar genetik yang kuat. Inilah mengapa banyak pasien merasa malu dan memilih tidak mencari bantuan medis,” jelas Merriman.
Bahaya Miskonsepsi: Banyak Penderita Takut Berobat
Merriman juga menekankan bahwa mitos seputar asam urat justru bisa merugikan pasien itu sendiri. Banyak orang yang enggan pergi ke dokter karena merasa malu atau takut dianggap memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini menyebabkan banyak penderita menahan sakit yang luar biasa tanpa pengobatan yang tepat.
Padahal, asam urat bukan hanya penyakit yang menyebabkan nyeri ringan. Kondisi ini dapat memicu rasa sakit intens dan peradangan parah pada sendi, terutama saat kristal asam urat menumpuk dan membentuk jarum tajam di dalam tubuh. Reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap kristal tersebut bisa sangat menyakitkan dan mengganggu aktivitas harian.
Peran Genetik dalam Respons Kekebalan Tubuh
Temuan menarik lain dari studi ini adalah bagaimana genetika seseorang turut memengaruhi cara sistem imun bereaksi terhadap kristal asam urat. Dengan kata lain, bukan hanya kadar asam urat dalam darah yang penting, tetapi juga bagaimana tubuh merespons kehadiran zat tersebut.
Beberapa orang dengan kadar asam urat tinggi belum tentu mengalami gejala parah, sementara lainnya bisa mengalami serangan asam urat meskipun kadarnya tidak terlalu tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan tersebut kemungkinan besar dipengaruhi oleh kode genetik masing-masing individu.
Bukan Berarti Gaya Hidup Tidak Penting
Meski genetik memegang peranan besar, ini bukan berarti kita bisa mengabaikan gaya hidup sepenuhnya. Pola makan sehat, olahraga teratur, serta menghindari makanan dan minuman tinggi purin tetap disarankan, terutama bagi mereka yang memang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit asam urat.
Namun, yang perlu digarisbawahi adalah menghilangkan stigma bahwa penderita asam urat adalah orang yang sembarangan makan. Dengan pemahaman yang benar, kita bisa memberikan dukungan lebih baik kepada mereka yang mengalami kondisi ini dan mendorong mereka untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.
Mengapa Temuan Ini Penting?
Studi ini menjadi tonggak penting dalam cara kita memahami asam urat. Bukan hanya membantu mengembangkan pendekatan medis yang lebih tepat sasaran, tetapi juga memberi validasi dan dukungan psikologis bagi jutaan penderita di seluruh dunia. Memahami bahwa penyakit ini memiliki akar genetik membuat kita lebih bijak dalam menyikapi, merawat, dan mencegahnya.
Dengan pemahaman yang lebih akurat tentang penyebab asam urat, diharapkan masyarakat dapat mengubah cara pandang mereka, baik sebagai pasien maupun sebagai pendukung. Informasi ini juga membuka jalan bagi penelitian lanjutan untuk pengobatan berbasis genetik, yang di masa depan bisa menawarkan solusi yang lebih efektif dan personal.