Benarkah Diabetes Saat Hamil Bisa Pengaruhi Otak Anak? Ini Fakta Mengejutkan dari 56 Juta Kasus!
Tanggal: 22 Apr 2025 09:11 wib.
Sebuah studi komprehensif terbaru mengungkap temuan mengejutkan yang patut menjadi perhatian para calon ibu: wanita yang mengalami diabetes saat hamil memiliki kemungkinan lebih besar melahirkan anak dengan gangguan perkembangan otak. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal The Lancet Diabetes & Endocrinology dan melibatkan lebih dari 56 juta pasangan ibu dan anak dari 202 studi berbeda.
Penelitian ini tidak hanya menyoroti pentingnya manajemen diabetes selama kehamilan, tetapi juga menyuarakan urgensi dalam pencegahan serta dukungan medis sejak dini. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang mengidap diabetes memiliki risiko hingga 28% lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan saraf dibandingkan anak-anak dari ibu yang tidak mengidap diabetes saat mengandung.
Gangguan tersebut tidak hanya terbatas pada satu jenis, melainkan mencakup spektrum luas—mulai dari autisme, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), gangguan bicara, gangguan belajar, hingga keterlambatan motorik. Kondisi ini dapat berdampak panjang terhadap kualitas hidup anak-anak, baik secara akademik, sosial, maupun emosional.
Risiko yang Tidak Bisa Diabaikan
Studi ini menemukan bahwa risiko autisme pada anak-anak dari ibu dengan diabetes selama kehamilan meningkat sebesar 25%. Sedangkan risiko gangguan hiperaktivitas (ADHD) melonjak hingga 30%, dan disabilitas intelektual meningkat sebesar 32%. Selain itu, anak-anak ini juga lebih rentan mengalami kesulitan komunikasi (naik 20%), masalah koordinasi gerak (naik 17%), dan gangguan belajar (naik 16%).
Menariknya, jenis diabetes yang dialami ibu juga memengaruhi tingkat risiko. Wanita yang telah terdiagnosis diabetes sebelum hamil diketahui memiliki risiko 39% lebih tinggi melahirkan anak dengan satu atau lebih gangguan perkembangan saraf, dibandingkan mereka yang hanya mengalami diabetes gestasional—jenis diabetes yang muncul selama kehamilan dan biasanya menghilang setelah melahirkan.
Mengapa Diabetes Bisa Berdampak pada Otak Janin?
Menurut para ahli, kadar gula darah yang tidak terkontrol saat kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin dalam kandungan. Peningkatan glukosa darah dapat mengganggu jalur perkembangan sistem saraf pusat, menyebabkan peradangan, dan memicu stres oksidatif yang bisa berdampak pada tumbuh kembang otak anak secara jangka panjang.
Meski hubungan langsung antara diabetes dan autisme masih memerlukan penelitian lebih lanjut, korelasi kuat yang ditemukan dari analisis puluhan juta data tidak bisa dianggap sepele. Risiko tambahan ini menjadi sinyal bagi sistem kesehatan global untuk meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan ibu hamil, terutama bagi mereka yang telah memiliki faktor risiko diabetes sebelumnya.
Peran Keluarga dan Tenaga Medis Sangat Penting
Dengan fakta bahwa sebagian besar gangguan perkembangan tersebut dapat dideteksi dan dikelola sejak dini, dukungan dari pihak keluarga dan tenaga medis menjadi krusial. Pemantauan rutin selama masa kehamilan dan setelah kelahiran sangat dianjurkan untuk mendeteksi gejala awal gangguan perkembangan.
Para peneliti menekankan bahwa temuan ini harus dijadikan landasan kebijakan kesehatan yang lebih baik—bukan hanya pada pencegahan diabetes, tetapi juga dalam memberikan edukasi dan akses pemeriksaan berkala kepada wanita usia subur.
Penting juga untuk memberikan dukungan berkelanjutan kepada anak-anak yang mungkin telah terdampak. Deteksi dini dan intervensi bisa membuat perbedaan besar dalam kehidupan anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Apa yang Bisa Dilakukan Ibu Hamil?
Bagi wanita yang sedang atau berencana hamil, berikut adalah beberapa langkah preventif yang bisa membantu mengurangi risiko:
Cek gula darah secara berkala, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.
Konsultasi rutin ke dokter kandungan, terutama bila mengalami gejala khas diabetes gestasional seperti sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, atau kelelahan ekstrem.
Jaga pola makan sehat dan seimbang, perbanyak konsumsi sayur, protein tanpa lemak, dan batasi asupan gula serta karbohidrat olahan.
Aktif secara fisik, lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga kehamilan, atau berenang.
Ikuti kelas edukasi kehamilan dan parenting, untuk memahami lebih dalam pentingnya kesehatan ibu terhadap tumbuh kembang anak.
Penutup
Studi ini menjadi pengingat bahwa kehamilan bukan hanya tentang proses melahirkan, tetapi juga masa krusial dalam pembentukan fondasi kesehatan anak. Diabetes selama kehamilan bukanlah kondisi yang bisa disepelekan, karena risikonya jauh melampaui ibu itu sendiri.
Kini saatnya masyarakat, tenaga medis, dan pemerintah bersinergi untuk memastikan setiap ibu hamil mendapat dukungan maksimal demi generasi masa depan yang sehat dan cerdas.