Benarkah Bersepeda Bisa Bikin Impoten? Ini Fakta Medis yang Jarang Diketahui!
Tanggal: 29 Apr 2025 14:15 wib.
Bersepeda telah menjadi pilihan banyak orang untuk menjalani gaya hidup sehat. Aktivitas ini tidak hanya bermanfaat meningkatkan kebugaran tubuh, tetapi juga efektif dalam memperkuat otot dan membantu menurunkan berat badan. Namun, di balik manfaat luar biasa tersebut, ada kekhawatiran yang berkembang: benarkah bersepeda bisa menyebabkan disfungsi ereksi atau bahkan impotensi?
Membedah Risiko Disfungsi Ereksi Akibat Bersepeda
Mengutip laporan dari Harvard Special Health Report, sebuah studi yang dilakukan oleh Massachusetts Male Aging Study mengungkapkan bahwa dalam kondisi tertentu, bersepeda memang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan seksual pria. Riset ini menemukan bahwa bersepeda bisa merusak saraf serta menekan arteri di sekitar penis, yang berpotensi mengganggu fungsi ereksi.
Risiko ini cenderung lebih tinggi pada pria yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam per minggu untuk bersepeda. Tekanan konstan dari sadel pada area perineum—bagian antara alat kelamin dan anus—disebut sebagai penyebab utama. Tekanan ini bisa mengganggu aliran darah dan saraf, sehingga menimbulkan mati rasa atau kesemutan pada penis. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, maka potensi terjadinya disfungsi ereksi pun meningkat.
Apakah Berarti Pria Harus Menghindari Bersepeda?
Untungnya, penelitian lanjutan memberikan kabar baik. Studi observasional yang diterbitkan di Journal of Men's Health pada 2014 menyatakan bahwa bersepeda sebenarnya tidak secara langsung berhubungan dengan disfungsi ereksi atau masalah kesuburan.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 5.300 pesepeda pria yang mengisi kuesioner tentang kebiasaan bersepeda dan kesehatan seksual mereka. Hasilnya, para peneliti tidak menemukan bukti kuat yang mengaitkan intensitas bersepeda dengan risiko ereksi bermasalah atau infertilitas.
Faktor Kunci untuk Bersepeda dengan Aman
Meskipun hasil penelitian tersebut cukup menenangkan, para ahli tetap menyarankan para pesepeda untuk memperhatikan beberapa aspek penting demi meminimalisir risiko. Ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan:
1. Pilihan Sadel
Bentuk dan struktur sadel ternyata berpengaruh besar terhadap kesehatan organ intim pria. Studi yang dipublikasikan di European Urology menunjukkan bahwa sadel dengan bentuk bersudut atau sadel berbentuk V dapat menurunkan suplai oksigen ke penis hingga 82,4% dan 72,4% secara berturut-turut.
Untuk mengurangi risiko ini, disarankan menggunakan sadel yang lebar, empuk, dan idealnya berisi gel. Panjang sadel juga sebaiknya tidak lebih dari 6 sentimeter, sesuai dengan rekomendasi studi di Applied Ergonomics tahun 2014. Pemilihan sadel yang tepat bisa mengurangi tekanan berlebih pada perineum dan menjaga aliran darah tetap lancar.
2. Ketinggian Setang
Tinggi setang sepeda juga berpengaruh terhadap kenyamanan dan kesehatan. Menurut studi dalam The Journal of Urology, setang yang lebih tinggi atau sejajar dengan sadel justru meningkatkan risiko disfungsi ereksi dibandingkan dengan setang yang posisinya lebih rendah dari sadel.
Disarankan untuk mengatur ketinggian setang dengan benar. Jika perlu, Anda bisa berkonsultasi ke bengkel sepeda profesional untuk mendapatkan setelan terbaik. Posisi tubuh yang ergonomis saat bersepeda akan membantu mengurangi tekanan pada area sensitif.
3. Jenis Sepeda
Tidak semua sepeda memberikan risiko yang sama. Sepeda statis di gym, terutama yang dilengkapi sandaran punggung dan posisi mengayuh yang lebih santai, ternyata lebih aman. Jenis sepeda ini tidak menyebabkan penurunan drastis pasokan oksigen ke penis, berbeda dengan sepeda konvensional.
Dengan posisi duduk yang lebih stabil dan minim tekanan pada area perineum, bersepeda di gym bisa menjadi alternatif aman bagi mereka yang tetap ingin berolahraga tanpa mengkhawatirkan risiko disfungsi ereksi.
Kapan Harus Waspada?
Jika setelah bersepeda Anda merasakan mati rasa, kesemutan, atau rasa tidak nyaman di area genital, jangan anggap sepele. Ini bisa menjadi sinyal awal adanya gangguan aliran darah atau kerusakan saraf. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya hentikan aktivitas bersepeda selama satu hingga dua minggu untuk memberikan waktu pemulihan.
Selain itu, selalu sisihkan waktu istirahat saat melakukan perjalanan panjang dengan sepeda. Kenakan juga celana khusus bersepeda yang dilengkapi bantalan pelindung guna menambah kenyamanan sekaligus meminimalisir tekanan pada organ intim.
Berita tentang bersepeda yang bisa menyebabkan impotensi memang ada dasarnya, namun risiko tersebut bisa ditekan dengan langkah pencegahan yang tepat. Dengan memilih sadel yang sesuai, mengatur ketinggian setang dengan benar, serta memilih jenis sepeda yang nyaman, Anda tetap bisa menikmati manfaat besar dari bersepeda tanpa mengorbankan kesehatan seksual Anda.
Kuncinya adalah memperhatikan sinyal tubuh dan tidak mengabaikan ketidaknyamanan sekecil apapun. Dengan gaya bersepeda yang sehat dan aman, Anda bisa mendapatkan kebugaran maksimal tanpa perlu merasa khawatir.