Bakteri di ISS Ditemukan Bermutasi, Apakah Mengancam?
Tanggal: 20 Mei 2024 06:54 wib.
Pada tahun 2018, ilmuwan menemukan sebuah penemuan tak terduga di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Mereka menemukan lima jenis bakteri yang resisten terhadap berbagai obat, menimbulkan kekhawatiran akan potensi ancaman bagi para astronot di ISS. Namun, penemuan terbaru menunjukkan bahwa setidaknya ada 13 strain bakteri yang ditemukan di ISS, mengindikasikan bahwa strain asli telah bermutasi menjadi beberapa strain baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Bakteri yang hidup di ISS memegang peranan yang sangat penting dalam memastikan kesehatan astronot selama berada di stasiun luar angkasa. Paparan radiasi dan gaya gravitasi mikro di ISS diketahui dapat menyebabkan bakteri bermutasi menjadi jenis-jenis baru yang tidak pernah terlihat di Bumi. Sebuah studi yang dirilis bulan Maret menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan patogen oportunistik, yang hanya akan menyebabkan penyakit pada individu yang sedang berjuang melawan penyakit lain atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Para astronot di ISS secara rutin menjalani pengujian kesehatan yang ketat, sehingga potensi infeksi oleh bakteri ini dapat diminimalkan. Namun, kekhawatiran tetap muncul, terutama karena astronot menghabiskan lebih banyak waktu di luar angkasa, di mana sistem kekebalan tubuh mereka dapat melemah akibat paparan radiasi dan lingkungan yang unik di ISS.
Para peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut mempercayai bahwa lingkungan unik di ISS mendorong bakteri untuk bermutasi menjadi jenis yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya di Bumi. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang dinamika ekosistem mikroba di ISS, dan bisa memberikan landasan untuk menemukan cara-cara baru untuk mengurangi potensi ancaman mikroba di masa depan.
Dengan penemuan ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih dalam tentang bakteri yang ada di ISS. Diperlukan upaya untuk mengembangkan metode perlindungan yang lebih efektif bagi para astronot, serta melindungi kesehatan umum manusia di masa depan, terutama saat rencana perjalanan ruang angkasa jangka panjang semakin gencar dikembangkan.
Hal ini juga menjadi peringatan bagi peneliti di Bumi untuk terus mengamati dinamika bakteri di lingkungan luar angkasa, mengingat keterkaitan antara penemuan ini dengan kesehatan manusia di dunia dan masa depan eksplorasi ruang angkasa yang lebih luas. Selain itu, penelitian mutasi bakteri di lingkungan yang sangat terkontrol seperti ISS juga dapat memberikan wawasan tambahan dalam bidang pengembangan obat anti-bakteri yang lebih efektif.
Ke depannya, kerja sama para peneliti, astronaut, dan lembaga antariksa dunia diperlukan untuk memetakan dampak mutasi bakteri di ISS dan mengantisipasi potensi ancaman yang dapat timbul jika mutasi bakteri terus berkembang. Dengan demikian, upaya untuk menjaga keamanan dan kesehatan para astronaut dan peneliti ruang angkasa, serta untuk melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan, dapat terus ditingkatkan.