Sumber foto: iStock

Bahaya! 5 Benda Ini Memicu Warga Indonesia Menelan Mikroplastik

Tanggal: 16 Sep 2024 07:38 wib.
Penelitian yang dilakukan oleh Environmental Science & Technology telah mengungkapkan fakta yang mengkhawatirkan, yaitu bahwa masyarakat Indonesia merupakan bangsa yang paling banyak menelan mikroplastik dan nanoplastik di seluruh dunia. 

Data yang diungkapkan oleh para peneliti tersebut mencatat bahwa masyarakat Indonesia rata-rata mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik setiap bulannya. Bahkan, menurut para ahli, angka tersebut mengalami peningkatan hingga 59 kali lipat sejak tahun 1990 hingga 2018. Angka konsumsi mikroplastik di masyarakat Indonesia bahkan berhasil melampaui konsumsi Amerika Serikat yang hanya sekitar 2,4 gram per bulan.

Laporan studi tersebut menuliskan, "[Jumlah di Indonesia] lebih banyak dibandingkan negara lain dengan sebagian besar partikel plastik berasal dari sumber air seperti makanan laut. Jumlah tersebut merupakan peningkatan konsumsi mikroplastik harian sebesar 59 kali lipat dari 1990 hingga 2018."

Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika tertelan atau terkonsumsi secara tidak sengaja. Para ahli, termasuk Clinical & Scientific Lead dari AsaRen, Dr. Meryl "Mimi" Kallman, MD, menyatakan bahwa konsumsi mikroplastik melalui makanan memiliki risiko kesehatan, di antaranya adalah kemungkinan terjadinya inflamasi atau peradangan.

"Konsumsi mikroplastik dari makanan memang membawa potensi risiko kesehatan. Beberapa penelitian itu menunjukkan hubungan [mikroplastik] dengan inflamasi atau peradangan dan potensi toksisitas," ungkap Dr. Mimi kepada CNBC Indonesia.

Lebih lanjut, Dr. Mimi mengungkapkan bahwa berdasarkan sejumlah penelitian, mikroplastik telah ditemukan dalam darah manusia, yang berpotensi menimbulkan inflamasi.

Untuk memahami bahayanya mikroplastik, berikut adalah lima produk utama yang menjadi sumber paparan mikroplastik menurut Euro News:

1. Talenan plastik

Berdasarkan penelitian dari American Chemical Society (ACS), talenan plastik dapat menyebabkan paparan hingga 79,4 juta mikroplastik polipropilena atau polimer plastik serupa setiap tahunnya. Hal ini menandakan bahwa penggunaan talenan plastik meningkatkan risiko perpindahan mikroplastik ke dalam makanan. Sebagai alternatif, talenan kaca tahan banting adalah pilihan yang mudah dibersihkan dan biasanya bebas dari mikroplastik. Beberapa merek juga menawarkan talenan bebas plastik yang terbuat dari serat kertas yang tahan lama.

2. Wadah plastik yang dapat dipanaskan dengan microwave

Produk plastik yang ditandai sebagai 'aman untuk penggunaan microwave' dapat melepaskan sejumlah besar mikroplastik ke dalam makanan saat dipanaskan. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2023 oleh para peneliti di Universitas Nebraska-Lincoln menemukan hingga 4 juta mikroplastik per sentimeter persegi dalam makanan bayi yang dikemas dalam wadah plastik tertentu yang sesuai dengan label 'aman untuk microwave'. Disarankan untuk menghindari produk yang dikemas dengan ftalat, stirena, dan bisfenol – bahan kimia yang terkait dengan berbagai plastik – sesuai dengan makalah dari The American Academy of Pediatrics.

3. Gelas kertas

Penggunaan gelas kertas untuk minuman panas dapat menyebabkan pelepasan berbagai bahan kimia, termasuk fluorida, klorida, sulfat, dan nitrat. Hal ini terungkap dalam penelitian tahun 2021 yang diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials. Pilihan yang lebih baik adalah menggunakan tempat minum yang kedap udara dan tahan karat, yang juga dapat digunakan kembali untuk mengurangi paparan mikroplastik serta bermanfaat bagi lingkungan.

4. Kantong teh celup

Anehnya, banyak kantong teh dibuat dari plastik polipropilen yang tidak ramah lingkungan, bahkan kantong teh yang diperbuat dari kertas pun dapat mengandung sisa-sisa plastik di lapisan penutupnya. Penelitian yang diterbitkan oleh Dow University of Health Sciences pada tahun 2023 menunjukkan bahwa air panas yang digunakan untuk menyeduh teh dapat melepaskan jutaan mikroplastik dari kantong teh, bahkan satu cangkir teh dapat mengandung hingga 3,1 miliar nanoplastik akibat kantong teh tersebut. 

Kantong teh disebut mengandung zat berbahaya, seperti senyawa fluor, arsenik, garam radium, aluminium, tembaga, timbal, merkuri, kadmium, barium, dan nitrat. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan kantong teh katun atau menyaring teh melalui linen organik sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

5. Wadah es batu plastik

Seperti halnya mikroplastik dalam air minum kemasan, wadah es batu plastik juga dapat menyebabkan kontaminasi. Meskipun penelitian tentang hal ini masih terbatas, pembekuan plastik dapat menyebabkan mikroplastik terlarut ke dalam air, yang serupa dengan proses yang terjadi pada plastik yang dipanaskan, menurut seorang profesor yang diwawancarai oleh HealthCentral. Alternatif yang lebih ramah lingkungan telah menjadi populer, seperti wadah es batu baja tahan karat dan wadah es batu silikon, yang dianggap lebih sehat dan berkelanjutan.

Semua informasi di atas menunjukkan bahwa upaya mengurangi paparan mikroplastik dapat dimulai dari keputusan sederhana dalam pemilihan peralatan makan dan minum sehari-hari. Hal ini juga memperkuat pentingnya kesadaran akan bahaya mikroplastik di antara masyarakat, serta upaya untuk mengurangi produksi dan penggunaan plastik yang tidakramah lingkungan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved