Sumber foto: Canva

Bagaimana Tidur Mempengaruhi Berat Badan

Tanggal: 8 Mei 2025 10:11 wib.
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar yang penting bagi manusia. Tidak hanya memulihkan energi, tidur juga memiliki peran yang signifikan dalam kesehatan secara keseluruhan. Salah satu aspek yang sering diabaikan adalah pengaruh tidur terhadap berat badan. Riset menunjukkan adanya hubungan yang erat antara kualitas tidur dan pengelolaan berat badan.

Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, sistem hormonal dalam tubuh dapat terganggu. Dalam kondisi kurang tidur, kadar hormon ghrelin, yang merangsang nafsu makan, cenderung meningkat, sementara hormon leptin, yang memberi sinyal kenyang, menurun. Hal ini menyebabkan seseorang merasa lebih lapar dan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan. Akibatnya, meningkatnya nafsu makan dapat menghasilkan penambahan berat badan.

Lebih dari itu, kurang tidur juga dapat memengaruhi keputusan makanan. Saat merasa lelah, banyak orang cenderung memilih makanan yang lebih tinggi kalori dan kurang sehat, seperti makanan cepat saji, makanan manis, dan camilan. Ketika tubuh kurang tidur, dorongan untuk mencari sumber energi cepat bisa membuat kita memilih makanan yang tidak bermanfaat untuk kesehatan. Seiring waktu, pola makan yang tidak sehat ini dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan yang signifikan.

Tidur yang buruk juga dapat mengganggu proses metabolisme tubuh. Saat kita tidur, tubuh melakukan banyak fungsi perbaikan, termasuk juga proses metabolisme. Tidur yang cukup membantu tubuh membakar kalori secara lebih efisien, sementara kurang tidur membuat metabolisme melambat. Dengan metabolisme yang lebih rendah, kalori yang masuk tidak akan terbakar dengan optimal, sehingga meningkatkan risiko penambahan berat badan.

Studi juga menunjukkan bahwa tidur yang berkualitas rendah dapat meningkatkan ketahanan insulin. Ketahanan insulin adalah kondisi di mana sel-sel tubuh tidak dapat merespons insulin secara efektif, menyebabkan tingkat gula darah meningkat. Ini dapat menyebabkan peningkatan lemak tubuh dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Oleh karena itu, kondisi ini juga berkontribusi pada masalah berat badan.

Stres adalah faktor lain yang dapat dipicu oleh kurang tidur. Ketika seseorang tidak tidur cukup, tingkat stres dalam tubuh meningkat, yang dapat memicu pelepasan hormon kortisol. Kortisol yang tinggi dikenal sebagai hormon stres, yang dapat menyebabkan keinginan makan yang lebih besar serta pengumpulan lemak di area perut. Peningkatan stres yang berkepanjangan berdampak negatif pada kesehatan mental dan juga menciptakan siklus yang sulit dianggap sebagai bagian dari pengelolaan berat badan.

Waktu tidur yang tidak teratur juga dapat mempengaruhi ritme sirkadian tubuh, yang berperan penting dalam regulasi berbagai proses biologis, termasuk pola makan dan metabolisme. Ketika ritme sirkadian terganggu, hal ini dapat menyebabkan pengaruh negatif pada berat badan. Tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan seseorang lebih sulit mengikuti pola makan yang sehat dan menimbulkan kebiasaan yang tidak baik.

Dalam beberapa penelitian, ditemukan bahwa orang yang tidur kurang dari tujuh jam per malam memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas dibandingkan mereka yang tidur cukup. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan kualitas dan kuantitas tidur sebagai bagian dari strategi pengelolaan berat badan. Memastikan tidur yang cukup dapat berkontribusi pada kebangkitan dalam pencapaian tujuan berat badan yang sehat.

Dengan pemahaman bahwa tidur mempengaruhi berat badan, penting bagi setiap individu untuk menyusun kebiasaan tidur yang baik. Perubahan kecil dalam rutinitas tidur dapat memberikan dampak besar dalam pengelolaan berat badan dan kesehatan secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved