Sumber foto: Canva

Bagaimana Membedakan Stres Biasa dan Burnout?

Tanggal: 22 Mei 2025 10:09 wib.
Stres adalah respons psikologis dan fisik terhadap tekanan atau tantangan yang dihadapi individu. Setiap orang pasti mengalami stres pada suatu titik dalam hidup mereka. Namun, ketika stres ini berlangsung dengan jangka waktu yang sangat lama dan intensitasnya semakin memuncak, kita perlu mempertimbangkan kemungkinan terjadinya burnout. Maka, memahami perbedaan antara stres biasa dan burnout menjadi sangat penting, terutama dalam menjaga kesehatan mental.

Stres biasa umumnya merupakan reaksi yang alami terhadap situasi yang menekan. Ketika menghadapi tenggat waktu pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik interpersonal, seseorang mungkin merasa cemas, terburu-buru, atau tertekan. Namun, setelah situasi tersebut teratasi, ketegangan dan kekhawatiran biasanya akan mereda. Stres memiliki sifat yang sementara dan bersifat situasional. Meskipun dapat memengaruhi kesehatan jangka pendek, banyak individu dapat kembali berfungsi normal setelah memperoleh waktu untuk bersantai atau beristirahat.

Di sisi lain, burnout menggambarkan kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres kronis yang berkelanjutan. Burnout sering kali dialami oleh mereka yang bekerja dalam tekanan tinggi, seperti tenaga medis, guru, dan pekerja sosial. Gejala burnout bisa sangat menyiksa dan berpotensi mengganggu semua aspek kehidupan, baik profesional maupun pribadi. Seseorang yang mengalami burnout mungkin merasa tersesat, kehilangan motivasi, dan bahkan merasakan depresi yang mendalam. Tidak dapat dipungkiri, burnout dapat muncul setelah periode stres yang berkepanjangan, tetapi perasaan ini jauh lebih kompleks dan parah.

Salah satu indikator utama perbedaan antara stres dan burnout adalah respons emosional. Stres sering kali membuat individu merasa cemas dan terjaga, sedangkan burnout cenderung menciptakan perasaan putus asa dan ketidakberdayaan. Mereka yang mengalami stres biasanya masih merasa ada harapan dan kecerdasan untuk menghadapi tantangan yang ada. Di sisi lain, orang yang mengalami burnout cenderung melihat semuanya dengan skeptis, meragukan kemampuan diri, dan merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan.

Selanjutnya, efek fisik dari stres dan burnout juga menunjukkan perbedaan yang jelas. Stres dapat memicu berbagai reaksi fisik, seperti sakit kepala, ketegangan otot, dan gangguan tidur. Namun, ketika seseorang mengalami burnout, gejala fisik tersebut sering kali lebih parah dan dapat mencakup kelelahan yang berkepanjangan, gangguan sistem imun, serta masalah kesehatan yang lebih serius. Dalam kondisi ini, seseorang mungkin merasa lelah bahkan setelah beristirahat atau tidur dengan cukup.

Dari sisi motivasi, stres biasanya mendorong individu untuk mencari solusi dan merasa bersemangat untuk menyelesaikan masalah yang ada. Di sisi lain, burnout berfungsi sebagai penghalang yang mencegah individu untuk beraktivitas. Mereka mungkin merasa tidak memiliki energi atau keinginan untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati. Hal ini menciptakan siklus kebuntuan yang sulit dipatahkan.

Penting untuk menyadari bahwa meskipun stres dapat berfungsi sebagai dorongan sementara yang mendorong produktivitas, burnout adalah tanda bahwa seseorang sudah berada di ambang batas kemampuan mental dan emosional mereka. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara stres dan burnout, individu dapat lebih peka terhadap kondisi mental mereka serta berusaha untuk menemukan cara untuk mengelola tekanan sebelum mencapai titik yang tidak bisa diperbaiki.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved