Apakah MSG Benar-Benar Berbahaya?
Tanggal: 20 Mei 2025 21:33 wib.
Monosodium glutamat, yang lebih dikenal dengan singkatan MSG, telah menjadi bahan perdebatan di kalangan pecinta kuliner dan ahli gizi. MSG merupakan zat aditif yang sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan, terutama dalam masakan Asia. Namun, perdebatan mengenai apakah MSG benar-benar berbahaya masih berlangsung hingga kini. Artikel ini akan membahas tentang MSG, termasuk manfaatnya dan potensi risiko yang ditimbulkannya.
MSG merupakan garam natrium dari asam glutamat, salah satu asam amino yang terdapat secara alami dalam banyak protein nabati dan hewani. Penggunaan MSG mulai populer pada awal abad ke-20, ketika seorang ilmuwan Jepang, Kikunae Ikeda, menemukan bahwa MSG dapat memberikan rasa umami, yaitu rasa kelima yang berbeda dari manis, asam, pahit, dan asin. Saat ini, MSG terdapat dalam berbagai produk makanan, seperti sup kalengan, bumbu masakan, dan makanan siap saji.
Beberapa penelitian awal menunjukkan potensi dampak negatif MSG terhadap kesehatan. Pada tahun 1960-an, sebuah surat yang diterbitkan dalam jurnal medis menyebutkan bahwa MSG dapat menyebabkan "sindrom restoran Cina," yang ditandai dengan gejala seperti sakit kepala, berkeringat, kemerahan, dan perasaan tertekan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG. Namun, studi-studi tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh banyak penelitian lain untuk mengkonfirmasi atau membantah klaim tersebut.
Sebagian besar penelitian ilmiah yang lebih baru menemukan bahwa MSG dianggap aman bagi sebagian besar orang. Misalnya, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menggolongkan MSG sebagai bahan tambahan makanan yang aman. Selain itu, European Food Safety Authority (EFSA) juga menyatakan bahwa MSG tidak menimbulkan efek berbahaya bagi kesehatan dalam konsumsi normal.
Namun, ada beberapa orang yang sensitif terhadap MSG dan mungkin mengalami reaksi negatif setelah mengonsumsinya. Ini tergantung pada toleransi individu. Beberapa gejala seperti sakit kepala atau tekanan darah tinggi mungkin dialami oleh sebagian kecil pengguna MSG. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memperhatikan bagaimana tubuh mereka bereaksi terhadap MSG.
Konsumsi MSG dalam jumlah besar memang bukan tanpa risiko, seperti halnya dengan banyak bahan tambahan makanan lainnya. Mengonsumsi makanan yang tinggi MSG tidak selalu berarti kesehatan Anda akan terganggu, tetapi tetap penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan memperhatikan asupan berbagai zat gizi. MSG sering ditemukan dalam makanan kemasan dan cepat saji, yang mungkin juga mengandung banyak bahan tambahan lain, seperti lemak jenuh dan sodium tinggi, sehingga harus diwaspadai.
Penggunaan MSG dalam masakan telah memberikan manfaat bagi banyak orang, terutama dalam meningkatkan rasa masakan. Dengan penambahan MSG, makanan yang biasanya kurang menarik bisa menjadi lebih lezat dan lebih nikmat. Meski terdapat pro dan kontra mengenai MSG, banyak yang berpendapat bahwa selama digunakan dengan bijak dan dalam jumlah yang wajar, MSG tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan.
Berasal dari sumber alami dan ditoleransi oleh banyak orang, MSG memiliki tempat yang spesifik dalam dunia kuliner. Pertanyaannya adalah, apakah MSG benar-benar berbahaya? Komunitas ilmiah masih melanjutkan penelitian untuk memahami lebih dalam potensi dampak MSG pada kesehatan manusia, dan seiring dengan berjalannya waktu, perspektif serta pandangan masyarakat terhadap MSG akan terus berkembang.