Apakah Gula Berlebih Bisa Mengancam Kesehatan Anda? 9 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Wajib Diwaspadai
Tanggal: 13 Mei 2025 22:37 wib.
Penting bagi setiap individu untuk menjaga konsumsi gula harian agar tidak berlebihan, mengingat dampaknya terhadap kesehatan. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), telah menetapkan batasan konsumsi gula yang disarankan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013, batasan konsumsi gula adalah 10 persen dari total energi yang setara dengan 200 kkal per hari. Dengan demikian, jumlah gula yang dianjurkan adalah sekitar 50 gram atau empat sendok makan per hari.
Mengonsumsi gula melebihi batas yang ditentukan dapat mengakibatkan penumpukan gula dalam tubuh. Dampaknya, risiko terkena penyakit berbahaya seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan masalah kardiovaskular akan meningkat. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda yang muncul sebagai efek dari kelebihan konsumsi gula.
1. Sering Haus dan Buang Air Kecil
Salah satu gejala tubuh yang kelebihan gula adalah sering merasa haus dan buang air kecil. Ginjal akan berusaha keras mengeluarkan kelebihan gula dari dalam tubuh. Menurut Everyday Health, ginjal yang berfungsi terlalu keras untuk membuang glukosa akan menyebabkan seringnya buang air kecil, diiringi dengan rasa haus yang terus-menerus.
2. Mudah Lapar, Tapi Berat Badan Menurun
Kelebihan gula dalam darah juga bisa menyebabkan tubuh merasa lapar terus-menerus, meskipun berat badan Anda justru menurun. Hal ini terjadi karena tubuh tidak bisa memanfaatkan gula dengan baik sebagai sumber energi. Seperti yang dijelaskan oleh ahli diet Lori Zanini, tubuh akan beralih ke pemecahan otot dan lemak untuk menghasilkan energi, sehingga menyebabkan penurunan berat badan yang tidak sehat meskipun nafsu makan meningkat.
Selain penurunan berat badan yang tidak wajar, penderita gula darah tinggi juga sering merasa lemas dan mudah terjatuh akibat melemahnya otot.
3. Sering Kelelahan
Kelelahan yang tak kunjung hilang bisa menjadi tanda bahwa kadar gula darah Anda tidak terkontrol. Zanini menjelaskan bahwa jika tubuh tidak memproses insulin dengan baik, gula akan tetap berada dalam darah dan tidak masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Akibatnya, tubuh akan merasa lelah meskipun sudah cukup tidur.
4. Penglihatan Buram dan Sering Sakit Kepala
Kadar gula darah yang tinggi juga dapat menyebabkan pembengkakan pada lensa mata. Hal ini terjadi karena cairan bocor, sehingga mengubah bentuk lensa mata dan menyebabkan penglihatan buram serta kesulitan untuk fokus. Selain itu, penderita gula darah tinggi seringkali mengalami sakit kepala yang berulang. Ini adalah salah satu tanda yang perlu diwaspadai.
5. Luka Sulit Sembuh
Luka atau goresan pada kulit yang tidak kunjung sembuh bisa menjadi tanda bahwa kadar gula darah Anda tinggi. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), diabetes dapat merusak saraf dan memengaruhi sirkulasi darah, yang menyebabkan proses penyembuhan luka menjadi lambat. Pada beberapa kasus, luka kecil pun dapat rentan terhadap infeksi dan meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti amputasi.
6. Kaki dan Tangan Sering Kesemutan
Penderita gula darah tinggi sering mengalami sensasi kesemutan atau bahkan mati rasa di kaki dan tangan. Kondisi ini disebabkan oleh neuropati diabetik, atau kerusakan saraf akibat tingginya kadar gula dalam darah. Rasa nyeri pada kaki dan tangan, terutama pada malam hari, juga menjadi gejala umum dari neuropati ini.
7. Perubahan Kulit
Perubahan pada kulit bisa menjadi indikasi lain dari kelebihan gula dalam tubuh. Penderita diabetes sering kali mengalami kulit yang lebih tebal atau bahkan gelap di beberapa area, seperti bagian belakang leher, ketiak, atau wajah. Selain itu, munculnya kutil juga dapat menjadi tanda adanya resistensi insulin, yang berkaitan dengan tingginya kadar gula darah.
8. Sering Mengalami Infeksi Jamur
Gula darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko infeksi jamur, terutama di area genital. Candida albicans, penyebab infeksi jamur, lebih mudah berkembang biak ketika ada banyak glukosa di dalam darah. Gejala infeksi jamur pada wanita biasanya meliputi rasa gatal, kemerahan, dan nyeri saat berhubungan seksual atau buang air kecil.
Menurut CDC, meskipun infeksi jamur dapat terjadi pada siapa saja, seseorang dengan gula darah tinggi lebih rentan terhadap penyakit ini karena ragi membutuhkan glukosa untuk berkembang biak.
9. Gusi Berdarah
Penyakit gusi merupakan salah satu komplikasi dari diabetes yang perlu diwaspadai. Ketika kadar gula dalam darah tinggi, glukosa dalam air liur juga meningkat. Hal ini membuat bakteri di mulut mudah berkembang biak, yang menyebabkan plak dan penyakit gusi. Jika tidak diobati, penyakit gusi dapat berkembang menjadi periodontitis, yang menyebabkan gusi terlepas dari gigi, dan bahkan bisa menyebabkan gigi tanggal.
Kesimpulan: Pentingnya Mengontrol Konsumsi Gula
Gula memang memberikan rasa manis yang menyenangkan, namun kelebihan konsumsi gula dapat menimbulkan dampak kesehatan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengikuti rekomendasi batasan konsumsi gula harian yang diberikan oleh Kemenkes RI dan memperhatikan tanda-tanda tubuh yang kelebihan gula.
Mengurangi asupan gula tidak hanya membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2, tetapi juga mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.