Sumber foto: Google

Apa yang Terjadi Jika Seorang Pria di Jerman Diberi Vaksinasi COVID Sebanyak 217 kali

Tanggal: 12 Mar 2024 21:51 wib.
Meski bertentangan dengan saran medis, seorang pria Jerman berusia 62 tahun telah divaksinasi Covid-19 sebanyak 217 kali, merujuk laporan dokter. Kasus ganjil ini tercatat di jurnal The Lancet Infectious Diseases.

Pria itu membayar secara pribadi dan mendapat seluruh suntikan vaksin tersebut dalam kurun 29 bulan. Tampaknya, tidak ada dampak buruk bagi pria itu, kata peneliti dari Universitas Erlangen-Nuremberg di Jerman.

'Ia sangat tertarik'

"Kami mempelajari kasusnya melalui sejumlah artikel koran," kata Dr. Kilian Schober dari departemen mikrobiologi Universitas Erlangen-Nuremberg.

"Kami lalu menghubungi dan mengundangnya untuk menjalani berbagai tes di Erlangen. Ia sangat tertarik melakukannya."

Pria itu lantas memberikan sampel darah dan air liur baru. Para peneliti juga menguji sampel darah beku miliknya yang telah disimpan selama beberapa tahun terakhir.


Tentang vaksinasi Covid - NHS


Dr. Schober mengatakan: "Kami dapat mengambil sendiri sampel darahnya saat ia menjalani vaksinasi lebih lanjut di tengah proses penelitian atas desakannya sendiri."

"Kami dapat menggunakan sampel ini untuk menentukan bagaimana sesungguhnya sistem imun bereaksi terhadap vaksinasi."

Bukti untuk 130 dari seluruh suntikan yang pria itu terima telah dikumpulkan jaksa penuntut umum kota Magdeburg, yang membuka penyelidikan dengan dugaan penipuan, meski tidak ada tuntutan pidana yang diajukan. Vaksin Covid-19 tidak bisa menyebabkan infeksi, tapi dapat mengajarkan tubuh cara melawan penyakit itu.


Sistem imun


Vaksin berbasis messenger ribonucleic acid (mRNA) bekerja dengan menunjukkan sebagian kecil kode genetik virus korona ke sel-sel tubuh. Sistem imun lantas akan mengenali dan mengetahui cara melawan Covid saat benar-benar menghadapinya di kemudian hari. Dr. Schober khawatir stimulasi berlebihan pada sistem imun melalui suntikan vaksin berulang bisa jadi membuat sel-sel tertentu lelah. Namun, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa ini terjadi pada pria berusia 62 itu. Dan, tidak ada tanda bahwa ia pernah terinfeksi Covid. 


Vaksinasi berlebihan tidak disarankan


Para peneliti mengatakan: "Penting untuk diketahui, kami tidak mendukung vaksinasi berlebihan sebagai strategi untuk meningkatkan kekebalan adaptif." Hasil tes terhadap pria berusia 62 tahun itu tidak cukup untuk mengambil kesimpulan yang luas, apalagi rekomendasi untuk masyarakat umum.

"Penelitian saat ini mengindikasikan bahwa vaksinasi tiga dosis, ditambah dengan vaksin tambahan rutin untuk kelompok rentan, tetap menjadi pendekatan yang diutamakan," kata para peneliti di situs Universitas Erlangen-Nuremberg.

"Tidak ada indikasi bahwa dibutuhkan lebih banyak suntikan vaksin."

Badan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris mengatakan vaksin Covid biasanya diberikan secara musiman, tapi beberapa orang dengan sistem imun sangat lemah bisa jadi membutuhkan perlindungan tambahan di waktu-waktu lain. NHS pun akan menghubungi mereka yang tercatat memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin tambahan. Vaksin Covid bisa membawa efek samping. Salah satu yang umum adalah nyeri pada lengan akibat suntikan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved