Apa Saja Gejala Awal Penyakit Tiroid yang Harus Diperhatikan?
Tanggal: 18 Mar 2025 05:56 wib.
Penyakit tiroid adalah kondisi yang mempengaruhi kelenjar tiroid, sebuah kelenjar berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher. Kelenjar ini berfungsi memproduksi hormon yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme, energi, dan pertumbuhan. Gejala awal penyakit tiroid sering kali tidak disadari, sehingga penting untuk mengetahui tanda-tanda yang muncul agar bisa segera ditangani.
Salah satu gejala yang paling umum dari penyakit tiroid adalah perubahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Beberapa orang mungkin mengalami penurunan berat badan meski tidak melakukan perubahan pada pola makan atau tingkat aktivitas fisik. Sebaliknya, ada juga yang mengalami peningkatan berat badan meskipun menjaga pola hidup sehat. Perubahan ini biasanya berkaitan dengan kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi (hipertiroidisme) atau terlalu rendah (hipotiroidisme).
Gejala lainnya yang harus diwaspadai adalah perubahan pada pola tidur. Penderita hipertiroidisme sering kali mengalami kesulitan tidur, ketidakmampuan untuk beristirahat, dan merasa cemas. Sebaliknya, penderita hipotiroidisme mungkin merasa mengantuk sepanjang waktu dan kesulitan untuk bangun di pagi hari. Kualitas tidur yang buruk dapat berdampak signifikan pada kesehatan secara keseluruhan.
Kelelahan yang berlebihan juga merupakan gejala awal penyakit tiroid yang umum. Penderita hipotiroidisme cenderung merasa lelah dan kurang berenergi, sementara mereka yang mengalami hipertiroidisme mungkin merasakan kegugupan yang berlebihan. Kelelahan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyulitkan seseorang untuk menemukan motivasi dalam menjalani hidup.
Gejala fisik lainnya yang juga perlu diperhatikan adalah perubahan pada kulit dan rambut. Penderita hipotiroidisme mungkin mengalami kulit yang kering dan rambut yang kasar, sedangkan penderita hipertiroidisme cenderung memiliki kulit yang lembut dan lebih banyak keringat. Rambut rontok juga menjadi masalah yang umum pada kedua jenis penyakit tiroid, tetapi pola dan lokasi kerontokannya bisa berbeda.
Penyakit tiroid juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Penderita hipertiroidisme sering mengalami diare atau frekuensi buang air besar yang meningkat, sementara penderita hipotiroidisme mungkin mengalami sembelit. Perubahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Gejala yang tak boleh diabaikan lainnya adalah perubahan pada denyut jantung. Hipertiroidisme dapat menyebabkan jantung berdebar-debar atau palpitasi, sedangkan hipotiroidisme bisa menurunkan detak jantung menjadi lebih lambat. Detak jantung yang abnormal bisa menjadi tanda adanya masalah serius dan memerlukan perhatian medis.
Kondisi mental juga dapat terpengaruh oleh penyakit tiroid. Depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati sering kali menjadi gejala awal yang penting. Penderita hipotiroidisme mungkin merasakan kesedihan yang dalam, sedangkan mereka yang mengalami hipertiroidisme sering kali merasa gelisah atau mudah tersinggung.
Akhirnya, pembesaran kelenjar tiroid, atau yang dikenal sebagai gondok, juga merupakan gejala yang harus diwaspadai. Pembesaran ini bisa menyebabkan kesulitan menelan atau bernapas. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Deteksi dini dapat membantu dalam pengelolaan penyakit tiroid yang lebih baik dan mencegah kondisi yang lebih serius di masa mendatang.