Sumber foto: Google

Angka Stunting Tak Kunjung Turun, Program Gizi Pemerintah Dinilai Belum Tepat Sasaran?

Tanggal: 12 Mei 2025 22:42 wib.
Tampang.com | Meski pemerintah telah menggulirkan berbagai program penanggulangan stunting, angka kasus anak dengan kondisi gagal tumbuh masih tinggi di banyak daerah. Data Kementerian Kesehatan terbaru per awal 2025 menunjukkan prevalensi stunting nasional berada di angka 21,5%, jauh dari target ideal di bawah 14%.

Stunting bukan sekadar tubuh pendek, tapi menandakan kekurangan gizi kronis sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Dampaknya bisa menurunkan kecerdasan, imunitas, bahkan produktivitas saat dewasa nanti.

“Program yang hanya membagikan makanan tambahan atau suplemen tidak akan cukup jika tidak dibarengi perbaikan sanitasi, pendidikan gizi, dan pemberdayaan ekonomi keluarga,” kata dr. Aditya Ramelan, ahli gizi masyarakat.

Faktor Penyebab Tak Kunjung Teratasi
Ada beberapa faktor utama yang masih menjadi tantangan dalam penanggulangan stunting:



Masih banyak ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK)


Minimnya edukasi soal gizi dan ASI eksklusif


Sanitasi dan akses air bersih yang buruk


Praktik pemberian MPASI yang tidak tepat


Ketimpangan ekonomi keluarga



Bantuan Gizi Masih Sentralistik
Menurut para pengamat, banyak program pemerintah yang terpusat di kota besar, padahal kasus stunting tertinggi justru berada di wilayah pedesaan, pesisir, dan daerah tertinggal.

“Sering kali bantuan makanan tambahan hanya sampai di posyandu pusat, tidak sampai ke desa terpencil. Distribusinya tidak merata dan monitoringnya lemah,” ujar Aditya.

Perlu Pendekatan Lintas Sektor
Para ahli mendorong agar program penurunan stunting tidak hanya dibebankan kepada sektor kesehatan saja, tapi melibatkan:



Pendidikan dan penyuluhan di sekolah serta komunitas


Peningkatan ekonomi keluarga lewat UMKM


Pembangunan infrastruktur air bersih dan sanitasi


Perbaikan data penerima manfaat agar bantuan tepat sasaran



“Selama pendekatannya tidak menyentuh akar masalah, stunting hanya akan jadi angka dalam laporan tanpa perubahan nyata,” tegas Aditya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved