Sumber foto: Google

Anemia Remaja Putri Masih Tinggi, Apakah Edukasi Gizi di Sekolah Sudah Gagal?

Tanggal: 9 Mei 2025 06:29 wib.
Tampang.com | Anemia pada remaja putri di Indonesia masih menjadi persoalan serius. Berdasarkan Riskesdas 2023, sekitar 4 dari 10 remaja putri mengalami anemia, terutama karena kekurangan zat besi. Kondisi ini berdampak langsung pada konsentrasi belajar, produktivitas, hingga kesehatan reproduksi di masa depan.

Edukasi Gizi dan Tablet Tambah Darah Masih Belum Efektif?
Pemerintah sudah meluncurkan program pemberian tablet tambah darah (TTD) di sekolah. Namun, masih banyak siswa yang enggan mengonsumsinya karena kurangnya pemahaman dan mitos seputar efek samping.

“Banyak remaja putri mengira tablet tambah darah membuat mereka gemuk atau mual, padahal itu tidak benar jika dikonsumsi dengan benar,” ujar dr. Maria, spesialis kandungan dari Bandung.

Kekurangan Zat Besi Berimbas ke Masa Depan
Anemia yang tidak ditangani dengan tepat berisiko memperburuk kondisi saat remaja memasuki usia subur, seperti komplikasi saat kehamilan, kelahiran bayi berat rendah, hingga peningkatan risiko kematian ibu dan bayi.

“Anemia itu bukan sekadar lemas. Ini bisa mengganggu fungsi otak dan perkembangan remaja secara menyeluruh,” kata Ratih, ahli gizi remaja.

Peran Sekolah dan Orang Tua Sangat Penting
Sayangnya, kurikulum sekolah masih minim membahas gizi secara aplikatif. Di rumah, orang tua pun sering tidak sadar bahwa pola makan anak mereka tidak mencukupi kebutuhan zat besi.

“Kadang mereka sarapan cuma kerupuk dan teh manis. Padahal itu tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan gizi dasar,” tambah Ratih.

Perlu Inovasi dalam Edukasi Gizi
Pemberian tablet tanpa edukasi yang tepat hanya akan menghasilkan penolakan. Dibutuhkan pendekatan berbasis komunitas dan peer-to-peer agar remaja putri lebih percaya dan paham.

“Kampanye kesehatan seharusnya menyasar gaya komunikasi yang dekat dengan remaja, bukan sekadar instruksi dari atas,” tegas dr. Maria.

Investasi Gizi untuk Masa Depan Perempuan Indonesia
Mencegah anemia adalah langkah awal membangun generasi perempuan sehat. Ini bukan sekadar soal pendidikan, tapi juga pemenuhan hak dasar atas kesehatan.

“Kalau kita gagal menjaga remaja putri hari ini, kita sedang menciptakan rantai masalah di masa depan—dari stunting hingga kematian ibu,” tutup Ratih.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved