Sumber foto: iStock

Air Jahe Tak Selalu Aman: Waspadai Efek Samping Ini bagi 6 Kelompok Orang

Tanggal: 30 Apr 2025 09:12 wib.
Jahe telah lama dikenal sebagai salah satu rempah andalan masyarakat Indonesia. Selain sebagai bumbu masakan, jahe juga sering diolah menjadi minuman herbal karena khasiatnya yang menyehatkan. Minuman seperti air jahe atau wedang jahe populer sebagai penghangat tubuh, pereda mual, hingga penguat daya tahan tubuh secara alami.

Kandungan antioksidan dan sifat anti-inflamasi dalam jahe membuatnya semakin digemari sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Banyak orang rutin mengonsumsinya untuk meningkatkan energi dan mencegah berbagai penyakit. Bahkan dalam dunia pengobatan tradisional, jahe dianggap sebagai bahan mujarab untuk mengatasi berbagai keluhan ringan.

Namun, tidak semua orang bisa bebas mengonsumsi air jahe. Di balik segudang manfaatnya, jahe ternyata bisa menimbulkan efek samping berbahaya jika dikonsumsi oleh kelompok tertentu. Bagi sebagian orang dengan kondisi kesehatan tertentu, air jahe justru dapat memperburuk situasi medis mereka.

Lantas, siapa saja yang sebaiknya membatasi atau bahkan menghindari konsumsi air jahe? Berikut adalah enam kelompok orang yang disarankan untuk lebih berhati-hati, sebagaimana dikutip dari Medical News Today dan Healthline:

1. Penderita Gangguan Pembekuan Darah

Jahe memiliki kandungan alami berupa salisilat, zat yang memiliki fungsi mirip pengencer darah. Bagi penderita gangguan pembekuan darah seperti hemofilia, ini bisa sangat berisiko. Hemofilia merupakan kondisi di mana darah sulit membeku, sehingga luka kecil pun bisa menyebabkan pendarahan serius.

Jika penderita hemofilia mengonsumsi air jahe secara rutin, kemampuannya dalam menghentikan pendarahan bisa semakin menurun. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi yang mengancam nyawa. Karena itu, penderita kelainan pembekuan darah disarankan untuk menghindari atau sangat membatasi konsumsi jahe, terutama dalam bentuk ekstrak atau air rebusan.

2. Orang dengan Tekanan Darah Rendah

Manfaat air jahe dalam menurunkan tekanan darah memang telah dibuktikan dalam berbagai penelitian. Jahe mampu menurunkan tekanan sistolik dan diastolik secara signifikan, hampir setara dengan beberapa jenis obat hipertensi.

Namun, hal ini menjadi berbahaya bagi mereka yang sudah memiliki tekanan darah rendah. Konsumsi air jahe bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis, yang berujung pada gejala seperti pusing, lemas, bahkan pingsan. Jadi, bagi penderita hipotensi, air jahe bukanlah pilihan terbaik untuk dikonsumsi secara rutin.

3. Penderita Diabetes yang Menggunakan Obat

Air jahe juga diketahui dapat menurunkan kadar gula darah. Efek ini tentu menguntungkan bagi banyak orang, tetapi berbahaya bagi pasien diabetes yang sedang menjalani pengobatan. Jika jahe dikonsumsi bersamaan dengan obat penurun gula darah, bisa terjadi kondisi hipoglikemia—gula darah terlalu rendah—yang bisa menimbulkan gejala berat seperti tremor, kehilangan kesadaran, atau kejang.

Pasien diabetes yang ingin mengonsumsi air jahe sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter atau ahli gizi agar dosisnya bisa disesuaikan dan tidak menimbulkan risiko kesehatan.

4. Ibu Hamil

Air jahe memang sering dianjurkan sebagai solusi alami untuk mengatasi mual saat awal kehamilan. Akan tetapi, beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi jahe secara berlebihan oleh ibu hamil bisa berdampak negatif terhadap perkembangan janin, terutama pada trimester pertama.

Beberapa ahli bahkan menyarankan pembatasan asupan jahe saat hamil karena potensi risiko terhadap hormon dan sistem pembuluh darah janin. Oleh sebab itu, ibu hamil harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum menjadikan air jahe sebagai konsumsi harian.

5. Orang dengan Riwayat Penyakit Jantung

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa jahe dalam dosis tinggi bisa berpengaruh terhadap detak jantung dan tekanan darah. Ini bisa sangat berbahaya bagi penderita gangguan jantung seperti aritmia atau gagal jantung.

Efek samping seperti palpitasi, tekanan darah yang tidak stabil, hingga ketegangan otot jantung dapat terjadi jika konsumsi jahe tidak dikontrol. Pasien dengan kondisi jantung sebaiknya menghindari konsumsi jahe tanpa pengawasan medis, terutama dalam bentuk suplemen atau minuman herbal pekat.

6. Pasien Pasca Operasi

Bagi seseorang yang baru saja menjalani prosedur pembedahan, air jahe juga patut dihindari. Efek jahe dalam mengencerkan darah bisa mempersulit proses penyembuhan luka dan menyebabkan pendarahan internal yang tidak terkendali.

Dokter biasanya akan menyarankan untuk menghentikan konsumsi jahe setidaknya seminggu sebelum operasi dan beberapa hari sesudahnya, demi meminimalkan komplikasi yang berkaitan dengan pembekuan darah.


Kesimpulan: Jahe Bermanfaat, Tapi Tak untuk Semua Orang

Meski air jahe kaya akan manfaat kesehatan, bukan berarti bisa dikonsumsi tanpa batas oleh siapa pun. Bagi sebagian orang, jahe justru dapat memicu efek samping serius yang mengganggu keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengenali kondisi tubuh dan riwayat kesehatan pribadi sebelum menjadikan jahe sebagai minuman harian.

Jika kamu termasuk dalam salah satu kelompok risiko di atas, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi air jahe secara rutin. Bijak dalam menggunakan bahan alami akan membantu kamu mendapatkan manfaat maksimal tanpa membahayakan kesehatan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved