Air Demineral dan Batu Ginjal: Benarkah Lebih Baik? Ini Kata Para Ahli
Tanggal: 7 Apr 2025 18:32 wib.
Tampang.com | Media sosial tengah diramaikan dengan klaim bahwa air demineral lebih baik dikonsumsi oleh penderita batu ginjal karena tidak mengandung mineral yang dianggap membebani kerja ginjal. Namun, para ahli medis membantah klaim tersebut dan menekankan pentingnya mineral dalam air untuk kesehatan tubuh, termasuk bagi penderita batu ginjal.
Apa Itu Air Demineral dan Mengapa Jadi Sorotan?
Air demineral adalah air yang telah melalui proses penghilangan seluruh mineral di dalamnya, seperti melalui reverse osmosis, distilasi, atau deionisasi. Karena kandungan mineralnya sangat rendah bahkan mendekati nol, air ini cenderung terasa hambar dan awalnya dikembangkan untuk keperluan industri atau laboratorium.
Ahli Gizi: Air Mineral Tetap Dibutuhkan Tubuh
Dokter spesialis gizi klinik, Inge Permadhi, menegaskan bahwa air demineral bukanlah solusi bagi penderita batu ginjal. Menurutnya, batu ginjal tidak disebabkan oleh konsumsi air mineral, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh kandungan zat dalam makanan, seperti kalsium oksalat.
“Penderita batu ginjal tetap harus mengonsumsi air mineral karena tubuh membutuhkan mineral dari berbagai sumber, termasuk air minum,” jelas Inge.
Ia juga menambahkan bahwa air bukan obat yang menyembuhkan batu ginjal, tetapi penting untuk membantu proses pembuangan zat-zat sisa melalui urine.
Dokter Urologi: Tak Ada Bukti Ilmiah Dukung Air Demineral
Senada dengan Inge, dr. Ponco Birowo, spesialis urologi dari RSCM, menuturkan bahwa belum ada literatur ilmiah yang mendukung klaim bahwa air demineral lebih baik untuk penderita batu ginjal.
“Justru air mineral yang mengandung magnesium terbukti membantu mencegah pembentukan batu kalsium oksalat,” terang Ponco.
Ia juga mengungkapkan bahwa konsumsi air dengan mineral rendah dalam jangka panjang bisa berdampak negatif bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko osteoporosis, masalah gigi, hingga gangguan metabolisme kalsium.
Risiko Kesehatan dari Air Demineral
Berdasarkan penelitian yang ada, konsumsi jangka panjang air demineral bisa meningkatkan homosistein dan stres oksidatif, yang berkaitan dengan penurunan kesehatan kardiovaskular, terutama pada anak-anak. Air tanpa kandungan mineral ini tidak memberikan kontribusi penting terhadap pemenuhan kebutuhan gizi harian tubuh.
Perbedaan Air Mineral dan Air Demineral
Air mineral: Mengandung mineral alami seperti kalsium, magnesium, natrium, dan bikarbonat. Harus berasal dari sumber alami dan tidak mengalami penambahan zat setelah dikumpulkan. Menurut FDA, air mineral minimal harus mengandung 250 ppm total padatan terlarut (TDS).
Air demineral: Tidak mengandung mineral, biasanya digunakan dalam keperluan teknis, bukan untuk konsumsi rutin. Tidak ada rekomendasi resmi dari organisasi kesehatan untuk menjadikan air demineral sebagai air minum harian.
Kesimpulan: Tetap Konsumsi Air Mineral untuk Kesehatan Ginjal
Alih-alih memilih air demineral, penderita batu ginjal sebaiknya tetap mengonsumsi air mineral dengan cukup setiap hari. Asupan cairan yang cukup justru membantu mencegah pembentukan batu baru dengan memperlancar pengeluaran zat sisa melalui urine.
Klaim viral di media sosial sebaiknya tidak dijadikan rujukan utama tanpa dasar ilmiah. Selalu konsultasikan kondisi kesehatan dengan dokter atau ahli gizi untuk penanganan dan pencegahan yang tepat.