9 Tanda Tubuh Kelebihan Gula: Awas, Bisa Diam-diam Rusak Organ dan Picu Komplikasi Serius
Tanggal: 16 Mei 2025 20:26 wib.
Tampang.com | Konsumsi gula memang sulit dihindari, terutama di zaman modern saat ini. Namun, terlalu banyak mengonsumsi gula tanpa diimbangi dengan pola makan sehat dan seimbang dapat memberikan dampak serius pada kesehatan. Salah satu risiko yang mengintai adalah hiperglikemia atau lonjakan kadar gula darah. Ironisnya, banyak orang tidak menyadari bahwa tubuh mereka sudah memberi sinyal kelebihan gula. Mengenali tanda-tanda ini sangat penting sebagai upaya deteksi dini sekaligus pencegahan komplikasi yang lebih parah.
Berikut ini adalah sederet gejala yang bisa menunjukkan bahwa tubuh Anda mungkin sudah kelebihan gula:
1. Merasa Lapar Terus-Menerus Meski Berat Badan Menurun
Rasa lapar berlebihan atau polifagia bisa menjadi sinyal awal gula darah yang terlalu tinggi. Namun, anehnya, kondisi ini tidak diiringi kenaikan berat badan, justru sebaliknya. Menurut Cleveland Clinic, orang dengan kadar gula darah tinggi cenderung kehilangan berat badan secara drastis walaupun makan lebih sering. Hal ini terjadi karena tubuh kesulitan mendapatkan energi dari glukosa, sehingga mulai membakar otot dan lemak sebagai alternatif. Akibatnya, terjadi penurunan berat badan yang tidak sehat, disertai dengan kelemahan otot dan risiko jatuh meningkat.
2. Tubuh Cepat Lelah Tanpa Alasan Jelas
Sering merasa kelelahan juga dapat menjadi pertanda bahwa gula darah dalam tubuh tidak terkontrol. Ketika tubuh kekurangan insulin atau tidak mampu menggunakannya dengan efektif, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Akibatnya, energi tidak tersedia secara optimal, dan tubuh merasa cepat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
3. Pandangan Kabur dan Sakit Kepala
Kadar gula yang tinggi bisa mempengaruhi lensa mata. Menurut NIDDK (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases), kelebihan gula bisa menyebabkan lensa mata membengkak karena cairan di sekitarnya bocor. Pembengkakan ini mengganggu bentuk lensa, menyebabkan penglihatan menjadi kabur dan sulit fokus. Selain itu, sakit kepala juga kerap muncul akibat fluktuasi kadar gula darah.
4. Terlalu Sering Haus dan Ingin Buang Air Kecil
Salah satu reaksi alami tubuh terhadap kelebihan gula adalah meningkatkan frekuensi buang air kecil. Ketika ginjal berusaha menyaring kelebihan glukosa, hal ini membuat Anda lebih sering ke kamar mandi. Akibatnya, tubuh kehilangan cairan dalam jumlah besar, yang memicu rasa haus berlebihan. Ini adalah mekanisme alami tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan, namun bisa menjadi tanda awal masalah metabolik yang lebih serius.
5. Luka di Kulit Lama Sembuh atau Sulit Hilang
Kadar gula tinggi dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyembuhkan luka. Diabetes merusak pembuluh darah dan saraf, sehingga menghambat aliran darah yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan. Luka kecil seperti goresan atau memar bisa sembuh dalam waktu sangat lama, dan dalam beberapa kasus berisiko terinfeksi. Bila tidak ditangani dengan baik, infeksi bisa memburuk dan berujung pada amputasi, terutama di bagian kaki.
6. Kesemutan atau Mati Rasa di Kaki dan Tangan
Neuropati diabetik adalah salah satu komplikasi akibat gula darah tinggi yang tidak terkontrol. Kondisi ini menyebabkan kerusakan saraf yang ditandai dengan rasa kesemutan, mati rasa, atau nyeri pada kaki dan tangan. Gejala ini sering muncul pada malam hari dan bisa memburuk seiring waktu jika kadar gula tidak segera distabilkan.
7. Perubahan Warna dan Tekstur Kulit
Perubahan pada kulit juga bisa menjadi peringatan bahwa kadar gula darah sedang meningkat. American Diabetes Association menyebutkan bahwa penderita diabetes sering mengalami penggelapan dan penebalan kulit di area seperti leher, ketiak, tangan, dan wajah. Munculnya kutil atau bercak gelap juga bisa menjadi tanda resistensi insulin.
8. Infeksi Jamur yang Sering Kambuh
Kondisi gula darah tinggi membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Area genital menjadi tempat paling umum terjadinya infeksi ini. Pada perempuan, gejalanya bisa berupa gatal hebat, nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual, serta keputihan yang pekat dan tidak normal. Menurut CDC, glukosa yang berlebih dalam saluran kemih menjadi ‘makanan’ bagi jamur tersebut, sehingga memicu infeksi yang sulit disembuhkan.
9. Masalah pada Gusi dan Mulut
Penyakit gusi adalah salah satu komplikasi yang sering menyertai kadar gula darah tinggi. Saat kadar glukosa dalam air liur meningkat, mulut menjadi lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri penyebab plak. Jika tidak diatasi, plak bisa berkembang menjadi periodontitis, yaitu infeksi gusi serius yang bisa membuat gigi tanggal, munculnya bisul, bahkan pembusukan jaringan. Menurut Mayo Clinic, kondisi ini juga membuat pengendalian diabetes menjadi lebih sulit karena tubuh terus-menerus mengalami stres akibat infeksi