3 Kelompok Orang yang Sebaiknya Tidak Makan Terong
Tanggal: 26 Okt 2024 15:22 wib.
Terong merupakan salah satu sayuran yang cukup populer di Indonesia, selain karena rasanya yang lezat, terong juga dikenal karena kandungan serat, vitamin, dan antioksidannya yang berlimpah. Namun, meskipun terong memiliki banyak manfaat kesehatan, ada beberapa kelompok orang yang sebaiknya berhati-hati dalam mengonsumsinya karena potensi efek samping atau interaksi dengan kondisi kesehatan tertentu.
Menurut Mashed, terong diklasifikasikan sebagai makanan dengan protein yang tidak lengkap, yang artinya terong tidak memiliki salah satu atau lebih asam amino esensial yang umumnya ditemukan dalam protein hewani. Oleh karena itu, meskipun terong dapat menjadi bagian dari pola makan sehat, sayuran ini sebaiknya tidak menjadi sumber utama vitamin atau mineral dalam diet sehari-hari.
Jadi, siapa sajakah kelompok orang yang disarankan untuk tidak mengonsumsi terong? Berikut ini adalah beberapa kelompok orang yang sebaiknya bertindak hati-hati dalam mengonsumsi sayuran yang satu ini.
Alergi
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi atau intoleransi terhadap terong. Meskipun jenis alergi ini jarang terjadi, orang yang sensitif bisa mengalami gejala yang beragam. Reaksi alergi dapat muncul dalam bentuk pembengkakan atau gatal pada mulut dan tenggorokan, kemerahan atau ruam pada kulit, hingga masalah pencernaan.
Selain itu, ada beberapa makanan lain yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan terong bagi penderita alergi. Beberapa di antaranya adalah susu, telur, kacang-kacangan, dan juga makanan laut. Oleh karena itu, untuk orang yang memiliki riwayat alergi terhadap salah satu dari makanan tersebut, sebaiknya menghindari konsumsi terong secara berlebihan.
Masalah Ginjal
Bagi individu yang memiliki riwayat batu ginjal atau masalah ginjal lainnya, konsumsi makanan tinggi oksalat seperti terong sebaiknya dihindari atau dibatasi. Mengurangi asupan oksalat dapat membantu mencegah terjadinya pembentukan batu ginjal lebih lanjut, terutama bagi mereka yang sudah rentan terhadap kondisi ini.
Melansir dari American Kidney Fund, terong termasuk dalam makanan yang memiliki kandungan oksalatnya cukup tinggi. Oleh karena itu, bagi orang dengan masalah ginjal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memasukkan terong ke dalam diet sehari-hari.
Orang dengan Kadar Zat Besi Rendah
Menurut laporan dari Medical News Today, orang yang memiliki kadar zat besi rendah disarankan untuk tidak mengonsumsi terong terlalu sering. Hal ini terkait dengan kandungan nasunin, antioksidan yang terdapat dalam kulit terong, yang memiliki kemampuan untuk mengikat dan mengeluarkan zat besi dari tubuh. Sehingga, tubuh tidak dapat memanfaatkan zat besi secara optimal.
Sebagai saran, bagi orang yang memiliki kadar zat besi rendah sebaiknya tidak hanya memperhatikan konsumsi terong saja, tetapi juga perlu mencari sumber zat besi lain yang dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh.
Dalam mengonsumsi terong, sebaiknya setiap individu memahami kondisi kesehatan dan kebutuhan nutrisinya. Jika ada ketidakpastian terkait konsumsi terong, berkonsultasilah dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Maka dari itu, sebelum mengintroduksi terong ke dalam pola makan, pelajari tentang komposisinya terlebih dahulu dan sesuaikan dengan kebutuhantubuh Anda.