104 Hari Kerja Tanpa Libur Karyawan China Meninggal Alami Gagal Organ
Tanggal: 9 Sep 2024 11:01 wib.
Seorang pekerja asal China bernama A'bao 30 Tahun meninggal dunia setelah mengalami kegagalan organ usai bekerja selama 104 hari berturut-turut. A'bao didiagnosis tertular infeksi pneumokokus, sebuah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit serius seperti pneumonia. Kematian tragis ini menjadi peringatan bagi dunia kerja terkait pentingnya perhatian terhadap kesehatan dan kebutuhan istirahat bagi para pekerja.
Pada hari pertama di tempat kerja, A'bao merasa semangat dan siap untuk bekerja keras. Namun, tanpa disadarinya bahwa hari-hari yang panjang dan tanpa henti tanpa beristirahat akan menjadi akhir dari hidupnya. Sistem kerja yang tidak manusiawi ini membuatnya kehilangan keseimbangan hidupnya dan akhirnya membawa petaka.
A'bao awalnya bekerja menangani sebuah proyek di Zhoushan, Provinsi Zhejiang, China timur. Setelah menandatangani kontrak, dia bekerja setiap hari selama 104 hari dari Februari hingga Mei 2024. A'bao hanya pernah istirahat sehari pada 6 April 2024, kondisi A'bao memburuk dengan cepat. Dia segera dilarikan ke rumah sakit oleh rekan-rekannya. Nahas, dia lalu meninggal pada 1 Juni 2024.
Salah satu penyebab kejadian tragis ini adalah kurangnya kebijakan keseimbangan kerja-hidup yang diterapkan di tempat kerja. Karyawan sering kali menghadapi tekanan untuk terus produktif tanpa memperhatikan kondisi fisik dan mental mereka. Hal ini menimbulkan risiko tinggi terhadap penyakit dan kecelakaan kerja.
Kisah A'bao juga memperlihatkan bahwa pentingnya mengakui pentingnya peran kesehatan dan istirahat dalam mempertahankan produktivitas kerja. Sistem kerja yang memberikan ruang bagi karyawan untuk beristirahat dan memulihkan tubuhnya akan meningkatkan kesejahteraan para pekerja dan produktivitas secara keseluruhan.
Dalam konteks global saat ini, perusahaan dan pemerintah perlu mengambil tindakan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para pekerja. Kebijakan yang mengatur jam kerja, jadwal istirahat, dan cuti yang memadai menjadi hal yang penting untuk diterapkan guna mencegah terulangnya kasus seperti yang menimpa A'bao.
Meninggalnya A'bao juga harus menjadi panggilan bagi seluruh masyarakat, baik pekerja maupun pengusaha, untuk memprioritaskan kesehatan sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Karyawan perlu memahami bahwa istirahat yang cukup dan keseimbangan antara pekerjaan dan waktu luang merupakan aspek penting dalam memastikan kesejahteraan jangka panjang.
Kematian A'bao adalah cerminan dari bagaimana sistem kerja yang tidak manusiawi dapat merenggut nyawa seseorang. Kita perlu belajar dari kisah tragis ini dan memastikan bahwa hak karyawan untuk istirahat dan kesehatan dihormati dan dilindungi.
Diharapkan kisah A'bao dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait, baik pekerja, pengusaha, maupun pemerintah, untuk menyadari pentingnya keseimbangan kerja-hidup dan kebutuhan akan istirahat yang memadai dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan. Kesejahteraan karyawan harus diutamakan demi menciptakan dunia kerja yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.