Sirimavo Bandaranaike: PM Perempuan Pertama di Dunia
Tanggal: 23 Apr 2025 18:34 wib.
Sirimavo Bandaranaike adalah sosok yang sangat bersejarah dalam konteks politik global, khususnya bagi Srilanka. Dia dikenal sebagai Perdana Menteri perempuan pertama di dunia, menjadikannya ikon bagi gerakan perempuan di seluruh dunia. Kelahiran Sirimavo Bandaranaike pada 17 April 1916 di Colombo, Srilanka, merupakan sebuah titik awal yang mengubah arah sejarah politik negeri tersebut.
Ibu dari tiga anak ini terjun ke dunia politik setelah suaminya, Solomon Bandaranaike, dibunuh pada tahun 1959. Merefleksikan komitmennya terhadap keluarga dan bangsa, Sirimavo mengambil alih kepemimpinan Partai Pertama Srilanka. Pada tahun 1960, dia terpilih sebagai Perdana Menteri, dengan melawan ekspektasi banyak orang terkait kecocokan perempuan dalam posisi kekuasaan. Keberaniannya membuka jalan bagi banyak perempuan lainnya untuk mengejar karier dalam politik dan pemerintahan.
Selama masa jabatannya, Sirimavo Bandaranaike memperkenalkan sejumlah kebijakan yang berfokus pada pembangunan sosial dan ekonomi. Ia percaya bahwa pembangunan Srilanka tidak hanya terfokus pada infrastruktur tetapi juga pada kesejahteraan sosial. Salah satu langkah berani yang diambilnya adalah reformasi pendidikan yang memungkinkan akses pendidikan bagi perempuan, sebuah langkah penting dalam sejarah perempuan di Srilanka.
Kepemimpinan Sirimavo Bandaranaike bukan tanpa tantangan. Dia menghadapi berbagai tantangan baik dari lawan politik maupun dari tradisi yang sudah mapan yang merugikan posisi perempuan. Namun, ketekunan dan dedikasinya membantu mengubah persepsi tentang peran perempuan dalam politik. Dia bukan hanya berjuang untuk hak-hak perempuan Srilanka, tetapi juga menciptakan pola pikir baru di mana perempuan dapat memegang peran penting dalam pemerintahan.
Salah satu keberhasilan terkemukanya adalah dalam kebijakannya tentang perumahan dan kesehatan. Dia meluncurkan proyek pembangunan perumahan yang diperuntukkan bagi keluarga berpenghasilan rendah, serta berupaya meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan. Kebijakannya ini memberikan dampak langsung kepada masyarakat, terutama kaum perempuan dan anak-anak, yang seringkali terpinggirkan dalam sistem ekonomi.
Selama masa jabatannya, Sirimavo Bandaranaike juga aktif dalam politik luar negeri. Dia mempromosikan kebijakan non-blok dan memperkuat hubungan dengan negara-negara berkembang. Dalam konteks ini, dia menjadi suara bagi Srilanka di dunia internasional dan berkontribusi pada pergerakan negara-negara tidak terikat pada blok politik tertentu.
Pascamasa jabatannya yang pertama, Sirimavo Bandaranaike kembali menjabat sebagai Perdana Menteri pada tahun 1970 dan kemudian lagi pada tahun 1990. Dengan pengalaman yang begitu banyak, ia telah menjadi contoh bagi banyak perempuan di Srilanka dan seluruh dunia bahwa perempuan mampu memimpin dan berkontribusi secara signifikan dalam pemerintahan.
Kontribusi Sirimavo Bandaranaike tidak hanya terbatas pada politik. Dia menjadi simbol perempuan yang berdaya, menunjukkan kepada dunia bahwa gender bukanlah penghalang untuk mencapai posisi tinggi dalam pemerintahan. Melalui kesuksesannya, sejarah perempuan di Srilanka dan internasional terukir dengan tinta yang tebal dan penuh inspirasi.
Hingga kini, warisan yang ditinggalkannya terus menginspirasi generasi perempuan untuk berani bermimpi dan berjuang dalam dunia politik. Sirimavo Bandaranaike tetap diingat sebagai pelopor bagi perempuan dalam arena politik, dan perjalanan hidupnya akan selalu menjadi bagian penting dalam sejarah perempuan di Srilanka dan dunia.