Setiap Orang Punya Kelas (Kehidupannya) Masing-Masing...
Tanggal: 4 Apr 2018 22:12 wib.
Kelas hampir usai....kurang lebih seperti itu mungkin jika cerita temanku kuberi judul. Kisah ini sebenarnya sudah aku tahu sejak beberapa waktu yang lalu. Namun, rasanya baru hari ini aku dapat lebih paham maksud cerita tersebut. Ada seorang teman, dia adalah seorang guru. Dia menceritakan pengalamannya ketika ia mengajar di sebuah sekolah. Di awal tahun ia bekerja sebagai guru, entah mengapa rasanya waktu berjalan sangat lambatnya. Waktu antara jam pelajaran ke jam pelajaran selanjutnya seakan terasa sangat panjang. Apalagi waktu antara ia masuk kerja dengan pulang kerja. Itu adalah pengalaman awal tahun ia menjadi guru. Ketika ia hanya berfokus pada ‘jam kerja’.
Akhirnya waktu berjalan, tahun berganti tahun. Tak ada lagi waktu antara jam pelajaran satu dengan jam pelajaran selanjutnya yang seakan terasa panjang. Yang ada bahwa ia selalu kekurangan jam pelajaran. Seakan waktu jam pelajarannya kurang! Padahal, jika dilihat sejak ia di tahun pertaman hingga ia di tahun kesekian, waktu jam pelajaran tetaplah sama. Yang berubah adalah dia...dia yang kemudian berhasil ‘belajar’ dari setiap jam pelajaran-pelajarannya. Ia menceritakan, ternyata menjadi guru, bukanlah ‘mengajar’ namun justru ‘belajar’! ‘Belajar’ dari setiap kejadian, dari berbagai karakter anak, karakter patner, karakter orangtua, karakter pelajaran, dan yang terpenting adalah bagaimana mempelajari karakter diri ketika menghadapi berbagai karakter pada hal-hal di atas.
Waktu berjalan dan berjalan lagi. Hingga akhirnya setelah melalui beberapa kali pergantian kelas, pergantian pelajaran...pergantian ‘kepusingan’, pergantian kebahagiaan, dan pergantian lainnya, akhirnya kelas telah usai. Tuntaslah waktu di mana ia telah belajar banyak hal yang bahkan tak terhitung pelajaran yang ia telah dapatkan. Dari kelas ia belajar sabar, dari kelas ia belajar marah, dari kelas ia belajar tertawa, dan dari kelaslah juga ia belajar bagaimana bisa belajar.
Kelas pertama mungkin telah usai begitu pula dengan kelas ke dua, ada kelas mulai setelah kelas usai, begitu berlanjut. Dan di tahun ke sekiannya, seringnya kelas terasa hampir usai... . Namun, dalam ‘kehampiran’ usai tersebut, dia tak ingin jika kelasnya berlalu begitu saja. Karena ia khawatir kelas akan usai tanpa ia sadari.
Mungkin tidak semua orang menjadi guru dan memiliki kelas dengan murid di dalamnya. Namun, kita semua punya kelas! Kelas kita sendiri, kelas yang juga sama bermatapelajaran di dalamnya. Bagaimana kita menghadirinya, bagaimana kita menikmatinya, bagaimana kita memaknainya, bagaimana kita nanti ingin melihat ‘rapot’ dari kelas-kelas yang kita hadiri dalam kehidupan ini. Ya, kita semua punya kelas kehidupan. Kelas kehidupan dengan pelajaran yang mungkin berbeda bagia tiap ‘muridnya’. Pikirkan, kita ingin mendapatkan rapot seperti apa kelak? Oh iya, jangan lupa tentunya rapot pasti akan mencatatkan bagaimana kita selama menghadiri kelas kehidupan ini. Ingin seperti apa rapotmu kelak? Pikirkan dan bertindaklah sebelum kelasmu usai...