Proses Pembuatan Micin yang Jarang Diketahui
Tanggal: 9 Jul 2024 14:58 wib.
Micin atau MSG kini menjadi salah satu bahan tambahan yang populer dalam masakan kemasan maupun dalam proses memasak sehari-hari. Micin memberikan rasa gurih yang khas pada masakan dan banyak digunakan sebagai penyedap. Namun, meskipun micin sering digunakan, bagian dari masyarakat cenderung menghindarinya karena beberapa alasan, seperti risiko kesehatan dan reaksi sensitivitas terhadap micin. Proses pembuatan micin ternyata memiliki sejarah panjang dan mengalami perkembangan bahan baku dari masa ke masa.
Sejarah pembuatan micin dimulai dari penemuan kaldu dashi MSG oleh Profesor Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Dalam penelitiannya, Profesor Ikeda berhasil mengekstrak komponen kristal yang ternyata adalah asam glutamat, yang memberikan rasa umami pada masakan. Meskipun awalnya asam glutamat diekstrak dari kaldu rumput laut, kini micin lebih sering dihasilkan melalui proses fermentasi bahan nabati seperti batang tebu, bit gula, singkong, atau jagung. Proses ini melibatkan fermentasi bahan-bahan tersebut menggunakan mikroba yang memproduksi asam glutamat, yang kemudian mengalami sejumlah tahap purifikasi untuk menghasilkan kristal MSG yang siap dikemas dan didistribusikan.
Kristal MSG ini kemudian dapat ditemukan dalam berbagai produk makanan, namun glutamat juga dapat ditemui secara alami dalam bahan makanan seperti tomat, keju, ikan teri, rumput laut, dan lainnya. Glutamat alami yang terdapat dalam bahan makanan dapat memberikan rasa umami tanpa perlu menambahkan kristal MSG lagi.
Selain itu, perlu diketahui bahwa glutamat dalam kristal MSG dan glutamat dalam bahan makanan alami tidak dapat dibedakan secara kimiawi dan tubuh manusia akan melakukan metabolisme terhadap keduanya dengan cara yang sama.
Dari proses pembuatan dan keberadaan glutamat dalam bahan makanan, perlu dipahami bahwa asam glutamat, dalam maupun alami, memiliki peran dalam memberikan rasa pada makanan. Sehingga, keberadaan micin sebagai penyedap makanan tidak sepenuhnya buruk, tetapi penting untuk digunakan dengan bijak sesuai kebutuhan bagi makanannya. Artinya, micin bisa memberikan manfaat ketika digunakan sesuai aturan dan kebutuhan, tanpa menimbulkan dampak buruk pada kesehatan manusia.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai cara pembuatan micin dan fakta-fakta terkait, diharapkan masyarakat dapat menggunakan micin dengan bijak dan lebih melek terhadap fungsi serta manfaatnya dalam proses memasak dan penyajian makanan.