Pikiran Positif dan Dunia Kerja
Tanggal: 10 Sep 2017 21:15 wib.
Pernah melihat wajah teman kerja yang kusut? Atau melihat orang yang sedang menuntaskan tugasnya namun sambil marah-marah? Atau Anda sendiri yang mengalami ha tersebut? Stres karena pekerjaan.
Kerjaan kantor rasanya tidak habis-habisnya.
Ketika yang satu sudah selesai eh datang lagi.
Belum lagi ketika ada tugas dadakan.
Hmm, tambah banyak aja ini kerjaan.
Kurang lebih, itu yang ada di benakku ketika aku menjalani Senin hingga Jumatku di kantor. Rasanya ingin buru-buru menyelesaikan semua laporan analisis di hari Senin. Namun, di hari itu tiba-tiba aku harus survei ke tempat client. Sebenarnya itu bukanlah tugasku, namun karena orang yang harus mengurusi itu sedang sakit, jadilah mau tak mau aku yang menggantikan. Aku tak dapat menyembunyikan wajah lelahku hari itu. Dan itu terbawa hingga aku pulang. Rasanya itu hari yang paling melelahkan, namun tugas laporan analisisku masih belum tuntas juga.
Keesokan harinya aku berusaha menuntaskan tugas kemarin yang belum tuntas. Dan ternyata, sama seperti kemarin, aku pun mendapat tugas dadakan, Akhirnya aku hanya bisa menghela napas, sedih, kesal, semua campur jadi satu. Dan akhirnya aku mencoba untuk mengerjakan berbagai tugas itu dalam perasaan negatif yang tentu saja membuat hati tidak nyaman. Aku pun tak bisa menyembunyikan ekspresi wajah kesal itu.
Siang itu aku memutuskan untuk makan siang saja dulu sebelum ‘nyemplung’ lagi dalam berbagai tugas-tugas yang rasanya datang tak henti-henti. Di kantin aku bertemu dengan seorang teman. Wajahnya sangat sumringah dan di siang yang panas, ia terlihat bersemangat! Ketika kutanya, mengapa ia begitu ceria, apakah pekerjaannya sudah selesai semua. Ternyata pekerjaannya masih belum selesai juga sama seperti aku. Namun, mau bagaimana lagi, namanya juga pekerja, ya wajar kalau tugasnya bekerja. Apapun jenis pekerjaannya, mau itu kerjaan yang memang rutin atau pun tugas dadakan. Karena masih penasaran aku bertanya lagi, apakah ia tidak pernah kesal dengan pekerjaannya. Ketika misalnya ia mendapatkan tugas untuk survei lokasi liputan yang seharusnya dilakukan oleh divisi lain, ia menganggapnya sebagai refreshing-nya dari tugas rutin. Ketika pun ia mendapatkan tugas dadakan, ia manfaatkan untuk belajar mendapatkan ilmu baru dari perkerjaan tersebut. Belajarlah untuk selalu menemukan positif dari setiap situasi. Berpikiran positif adalah rahasianya. Selalu ambil sisi positif dalam memandang sesuatu. Pandangan ini lah yang akan mempengaruhi suasana hati kita dalam bekerja, dan ‘hati’ ini lah juga yang mempengaruhi produktivitas kita dalam mengerjakan sesuatu.
Kalau dapat aku perbaiki pandanganku yang lalu-lalu ketika mendapatkan pekerjaan yang seakan-akan tak ada hentinya..
Kerjaan kantor rasanya tidak habis-habisnya. Ini pertanda kantorku dipercaya client.
Ketika yang satu sudah selesai eh datang lagi. Ini pertanda bos sangat percaya padaku karena ia memberiku tugas lagi dan lagi.
Belum lagi ketika ada tugas dadakan. Akhirnya, aku bisa rehat dulu dari tugas rutinku.
Hmm, tambah banyak aja ini kerjaan. Mmmh, mungkin sebentar lagi akan ada bonus karena dapat benyak proyekan.
Masih menurut temanku itu, kesal atau pun tidak, toh kita harus mengerjakan tugas itu. Tinggal kita mau pilih yang mana, mengerjakan tugas dalam senang atau dalam kesal? Kita juga yang tahu konsekuensi dari ke dua pilihan tersebut. Yuk selalu berlatih mencari positif dalam setiap situasi. Karena berpikir positif ini lah yang menjadi modal dalam mengerjakan pekerjaan seberat apapun. Oh, iya ada satu lagi. Jangan sekali-kali mengemukakan pikiran negatif di lingkungan kerja Anda. Karena ternyata pikiran itu bisa menular! Menuliar untuk keduanya, baik itu yang positif maupun yang negatif. Pilih yang mana yang ingin ditularkan ke rekan kerja Anda?