Perbedaan Usia Pengaruhi Kepuasaan Pernikahan

Tanggal: 20 Agu 2017 16:58 wib.
Pria dan wanita melaporkan kepuasan perkawinan yang lebih besar dengan pasangan yang lebih muda, namun kepuasan itu memudar seiring berjalannya waktu dalam perkawinan dengan selisih usia yang signifikan antara para rekanan. Hal ini merupakan temuan penelitian University of Colorado Boulder yang baru.

Temuan yang meneliti data ribuan rumah tangga Australia ini juga menunjukkan bahwa perkawinan dengan kesenjangan usia yang besar kurang kuat dalam menghadapi kemerosotan ekonomi dibandingkan dengan rekan mereka yang berusia serupa.

Penelitian ini baru-baru ini dipublikasikan secara online di Journal of Population Economics.

Mungkin yang tidak mengejutkan, temuan tersebut menunjukkan bahwa pria melaporkan kepuasan perkawinan lebih besar saat dipasangkan dengan pasangan yang lebih muda, terutama di tahun-tahun awal pernikahan. Tapi kebalikannya juga benar.

"Kami menemukan bahwa pria yang menikah dengan istri yang lebih muda adalah orang yang paling puas, dan pria yang menikah dengan istri yang lebih tua paling tidak puas," kata Terra McKinnish, seorang profesor ekonomi di CU Boulder dan rekan penulis studi baru. "Wanita juga sangat tidak puas saat mereka menikah dengan suami yang lebih tua dan sangat puas jika mereka menikah dengan suami yang lebih muda."

Namun, kepuasan awal itu mengikis dengan cepat, setelah 6-10 tahun menikah dengan pasangan dengan selisih usia yang besar di antara pasangan.

"Seiring waktu, orang-orang yang menikah dengan pasangan yang jauh lebih tua atau lebih muda cenderung memiliki penurunan kepuasan pernikahan yang lebih besar dari waktu ke waktu dibandingkan dengan mereka yang menikahi pasangan yang berusia sama," kata McKinnish, yang juga merupakan rekan peneliti. Di Institut Ekonomi Buruh (IZA) di Jerman.

Salah satu mekanisme untuk penurunan ini adalah bagaimana perbedaan usia antara pasangan mempengaruhi kemampuan pasangan untuk merespons guncangan ekonomi negatif, seperti kehilangan pekerjaan, kata McKinnish.

"Kami melihat bagaimana pasangan menanggapi guncangan negatif dan khususnya, jika mereka mengalami kejutan ekonomi yang buruk atau memburuknya keuangan rumah tangga mereka," katanya. "Kami menemukan bahwa ketika pasangan memiliki perbedaan usia yang besar, mereka cenderung mengalami penurunan kepuasan pernikahan yang jauh lebih besar bila dihadapkan pada kejutan ekonomi daripada pasangan yang memiliki perbedaan usia sangat kecil."

Penjelasan yang mungkin untuk ini, kata McKinnish, adalah bahwa pasangan usia lanjut lebih sinkron pada keputusan hidup yang mempengaruhi kedua pasangan (memiliki anak-anak, kebiasaan belanja umum) dan karenanya mungkin lebih siap untuk menyesuaikan diri dengan kejutan finansial negatif. Sebaliknya, goncangan finansial yang tak terduga dapat menyebabkan ketegangan dan ketidakcocokan yang mendasar pada pasangan dengan jurang umur yang lebih besar.

Temuan ini didasarkan pada data survei Rumah Tangga, Penghasilan dan Dinamika Tenaga Kerja di Australia (HILDA), sebuah studi yang dimulai pada tahun 2001. Sampel perwakilan nasional pada awalnya terdiri dari 7.682 rumah tangga yang berisi 19.914 individu dan peserta disurvei ulang setiap tahun Dengan pertanyaan yang mengukur berbagai aspek kepuasan hidup.

Wang-Sheng Lee, seorang profesor ekonomi di Deakin University di Australia dan rekan peneliti di IZA, turut menulis penelitian ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved