Sumber foto: Pinterest

Manusia Sebagai Basyar: Merenungi Keterbatasan dalam Kecemerlangan, Lanjutan Tafsir Makna Nasihat Aneh dari Bapak

Tanggal: 28 Mar 2024 04:21 wib.
Dalam perenungan keagamaan, manusia sering diingatkan akan hakikatnya sebagai "Al Basyar" atau manusia biasa. Istilah ini digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk pada sifat-sifat biologis manusia, yang secara simbolis dikaitkan dengan kulit, wajah, atau tubuh tempat tumbuhnya rambut. Menurut Dr. KH. Ahmad Nur Alam Bakhtir, MA, dalam bukunya "Lima Sebutan Manusia dalam Al-Qur'an", Al Basyar menunjukkan perbedaan biologis manusia dengan hewan, yang lebih didominasi oleh bulu.

Penggunaan kata "Al Basyar" mengajarkan kepada manusia bahwa mereka adalah makhluk yang lemah, dengan segala keterbatasan dan kemanusiaannya. Kata tersebut mencerminkan pengingat akan kelemahan fisik dan spiritual manusia, serta kebutuhan akan makanan, minuman, hubungan seksual, keamanan, dan kebahagiaan. Dalam bahasa Inggris, istilah ini dikenal sebagai "Human Being".

Namun, meskipun diingatkan akan keterbatasannya, manusia juga diberi keistimewaan untuk memiliki kecerdasan, akal, dan kehendak bebas. Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, merenung, dan bertindak sesuai dengan kehendaknya. Hal ini membuat mereka berada pada posisi yang unik di alam semesta, dengan tanggung jawab besar untuk menggunakan kecerdasan dan kehendak bebas mereka dengan bijaksana.

Pengertian akan makna "Al Basyar" juga mengingatkan manusia untuk menjauhi kesombongan dan menyadari bahwa segala kekuatan dan kemampuan yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah SWT. Ketika manusia terlalu terlena dengan kecemerlangan dirinya sendiri, kesombongan pun muncul, yang merupakan sikap yang tidak pantas.

Kisah-kisah dalam sejarah, seperti kehancuran Fir'aun dan Namruz, menjadi pengingat yang kuat akan akibat kesombongan manusia. Fir'aun yang melawan Allah SWT akhirnya dilenyapkan oleh gelombang air laut, sedangkan Namruz, yang sombong dengan kekuasaannya, dihancurkan oleh seekor nyamuk yang dikirimkan oleh Allah SWT.

Dari perenungan atas makna "Al Basyar", manusia diajarkan untuk lebih rendah hati, bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, dan menggunakan kekuatan dan kemampuannya untuk kebaikan dan kemanusiaan. Kesombongan harus dihindari, karena hanya Allah SWT lah yang layak untuk dipuja dan disombongkan. Manusia harus mengakui keterbatasan dan ketergantungannya kepada-Nya.

Dengan memahami dan merenungi makna "Al Basyar", diharapkan manusia dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ini menjadi landasan untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab moral dan spiritual mereka, serta menjauhi sikap sombong dan menyombongkan diri. Dengan demikian, manusia dapat hidup dalam harmoni dengan alam semesta dan mencapai kedamaian batin yang sejati.

Semoga pengertian akan keterbatasan manusia sebagai "Al Basyar" menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berarti, serta mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan kesadaran akan keterbatasan dan ketergantungan kepada Allah SWT, manusia dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang sejati dalam kehidupan ini dan di akhirat nanti. Wallahu A'lam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved