Luaskan Hati dan Pikiran Yuk!
Tanggal: 14 Apr 2018 17:27 wib.
Pernahkah kau menuangkan sambal terlalu banyak pada mangkuk baksomu, mangkuk sotomu, mangkuk lontong karimu, atau pada mangkuk makanan berkuah lainnya? Nah, aku pernah! Baru saja minggu yang lalu. sebelum lanjut aku menceritakan sesuatu tentang kisah ini...kala itu, kala ketika kemu terlalu banyak menunagkan sambal, apa yang kamu lakukan? Menambahkan kecapkah, menambahkan jerukkah, atau menambah kuahkah? Awalnya karena kepedasan, aku sempat berpikir untuk tidak melanjutkan makanku dan memesan soto yang baru. Tapi, sungguh rasanya, itu cara yang sangat ‘tidak berpikir’ (rasanya agak sulit aku menemukan padanan kata yang tepat untuk mengidentifikasi situasi tersebut). Intinya, mengganti soto ‘pedas’ dengan soto yang baru tidak aku lakukan. Aku memilih untuk menambah kuah. Mengapa seperti itu? Ini aku lakukan untuk memperluas permukaan mangkok soto. Namun aku tak mungkin melakukannya begitu saja, volume mangkuk tak mungkin kuperbesar, namun yang bisa kulakukan adalah memperluas volume airnya saja, agar sumber kepedasannya semakin tidak dapat mempengaruhi kita (baca: kita tidak akan kepedasan). Aku kemudian bisa menikmati soto yang sudah berkurang tingkat kepedasannya.
Dalam makanku, aku seakan menemukan analogi dalam tragedi sambal yang terlalu banyak. Betapa ketika kita sedang merasa penat pikiran akan sesuatu yang bisa dilakukan adalah bagaikan kita menghadapi soto yang terlalu pedas. Nah, yang bisa kita lakukan kemudian adalah menuangkan kuah pada soto lagi pada soto yang sudah (terlanjur) terlalu pedas, agar kemudian soto tersebut bisa kita nikmati dengan lezat. Menuangkan kuah soto inilah yang dapat dianalogikan sebagai memperluas pikiran. Jika pikiran kita luas, tak ada yang bisa membuatmu penat, down, demotivasi, atau apapun namanya.
Bagaimana memperluas pikiran? Mungkin memperluas pikiran tidak sesederhana menuangkan kuah pada makanan kita yang sudah (terlanjur) terpesankan pedas. Tapi yakinlah, itu bisa kok! Aku pernah membaca dari sebuah buku, bahwa kita tercipta dengan kepala lengkap bersama akalnya yang dapat kita pergunakan untuk berpikir. Kita pun sudah diberi kaki oleh Tuhan yang bisa membawa kita ke tempat yang kita inginkan. Dalam perjalanan bersama dengan fungsi otak dan kaki kita, kita mungkin akan menemukan hal yang tidak menyenangkan di luar sana. Hal tidak menyenangkan itu mungkin akan berada di tempatnya. Kita tidak bisa melakukan apa-apa. Yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan pikiran dan kaki yang bisa membawa kita ke tempat yang kita inginkan. Luaskan pikiran dengan melihat betapa luasnya negeri ini. Luaskan pikiran dengan memilih untuk terus berjalan ketimbang melihat hambatan sebagai sesuatu yang tidak bisa diselesaikan. Hidup ini luas, bukan hanya selebar daun kelor, bukan hanya seukuran masalahmu saja, bukan hanya seluas penatmu saja. Jika kamu pikirkan betapa alam semesta ini luas, maka terbayangkah kau, seukuran apakah masalah yang menimpa kita yang merupakan bagian dari alam semesta ini?
Nah, jika kamu ada masalah, coba lah tips menambah kuah baru agar ‘makananmu’ tidak terlalu pedas! Selamat mencoba...