Kita Hidup di Zona Waktu Masing-Masing
Tanggal: 17 Jan 2018 11:10 wib.
Pernahkah kamu mendengar kalimat ”hidup adalah perjuangan?” Ya, kalimat di atas merupakan bentuk respon positif terhadap segala sesuatu mengenai dinamika hidup yang serba tak pasti. Artinya selama hidup di dunia ini manusia harus berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Mesti berjuang demi tercapainya apa yang menjadi harapan dan cita-cita.
Masing-masing kita pernah mengalami yang namanya kegagalan. Mungkinkah itu terhadap mata pelajaran tertentu di sekolah, gagal lulus mata kuliah bagi yang kuliah, gagal meraih prestasi yang diinginkan, gagal menemukan sesuatu yang diharapkan di penelitian, gagal mendapatkan pacar yang disukai, gagal move on, gagal masuk perguruan tinggi/sekolah yang diinginkan, gagal berteman, gagal berbisnis, dan masih banyak bentuk kegagalan yang terjadi dalam hidup manusia.
Namun, sadarkah kamu bahwa masing-masing kita hidup di zona waktu yang berbeda? Artinya setiap kita tidak memiliki zona waktu yang sama untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sebagai contoh, ada mahasiswa yang ketika kuliah seolah terlihat begitu mudah untuk mendapatkan nilai yang bagus dan lulus tepat waktu. Tetapi dalam waktu bersamaan ada mahasiswa yang nilainya pas-pasan dan lulusnya pun harus tertunda beberapa semester hingga terancam zona merah atau istilahnya drop out.
Atau kisah realita mahasiswa yang baru saja lulus. Ada mahasiswa yang begitu lulus langsung mendapatkan pekerjaan yang dia inginkan. Namun, ada juga mahasiswa ketika lulus harus berjuang berbulan-bulan untuk apply lowongan pekerjaan kesana-kesini tapi tak kunjung diterima.
Di lain momen, ada orang yang ketika memulai sebuah bisnis terasa begitu mudah dan lancar, namun ada orang yang ketika menjalankan bisnis terasa begitu sulit hingga terancam bangkrut. Ada pula orang yang terlihat bekerja biasa-biasa saja tetapi cepat naik jabatan, namun, kamu yang bekerja keras tapi sangat sulit mendapatkan promosi jabatan di perusahaan Anda bekerja. Jika diperhatikan memang sekilas hidup ini terlihat tidak adil, bukan?
Sebelum kamu sampai pada pemikiran buruk di atas alangkah baiknya kamu bertanya pada diri sendiri, apakah kamu telah melakukan yang terbaik? Apakah kamu telah berusaha semaksimal potensimu? Apakah yang kamu inginkan tersebut adalah sesuai passionmu? Jika sudah, kamu juga harus menyadari bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Demikian pula terhadap kapasitas, ada orang yang sekali belajar langsung bisa. Ada pula orang yang harus belajar 5 hingga 10 kali baru bisa.
Jangan melihat waktunya orang lain, lihat waktumu sendiri dan berjuanglah untuk itu. Jangan merasa terlambat ketika anda harus diberi waktu yang cukup lama untuk memperoleh yang kamu inginkan. Sadarilah bahwa setiap kita hidup di zona waktu masing-masing. Bukankah kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda? Percaya pada diri sendiri, percaya bahwa kamu dapat melakukannya.
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu saya lulus di sebuah universitas negeri ternama di Indonesia. Awalnya saya berpikir bahwa saya akan mendapatkan pekerjaan dengan mudah karena saya lulusan universitas terkenal. Namun, apa yang terjadi? Itu tidaklah menjadi jaminan. Memang harus diakui bahwa bermodal ijazah dengan background kampus ternama mampu mengantarkan saya lolos pada seleksi administrasi lebih Akan tetapi untuk selebihnya kemampuan, karakter, cara komunikasi dan pengalamanlah yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Saya sering gagal di interview, dan kegagalan tersebut membuat saya memahami yang menjadi kekurangan ketika interview, mengetahui apa yang boleh diucapkan dan apa yang tidak boleh.
Sedangkan ketika saya melihat sebagian besar teman seangkatan yang lulus bersamaan, ada yang mendapatkan pekerjaan tidak lama setelah lulus. Terkadang saya mengeluh dan merasa terlambat dari mereka. Namun, saya tidak membiarkan pikiran tersebut ada dalam diri saya di waktu yang lama. Saya menyadari bahwa saya masih ada waktu, yang terpenting bagi saya adalah menggunakan waktu yang ada dengan produktif.
Memanfaatkan waktu dengan melakukan hal-hal positif akan membuat dirimu semakin berkembang. Misalnya, saya menggunakan waktu-waktu luang saya sembari mencari pekerjaan tetap yakni dengan menjadi freelance di project tertentu, mempelajari bentuk-bentuk soal tes psikotest, belajar bahasa inggris, belajar photoshop, belajar photography, mendengarkan musik, mengelola sebuah akun official instagram, membaca berita, waktu kosong digunakan untuk travelling, mencari ide bisnis dan belajar menulis.
Dengan melakukan aktivitas positif di atas membuat hari-hari saya tidak berlalu begitu saja dan membosankan. Justru saya terasa menikmati waktu-waktu luang tersebut sembari menunggu panggilan terhadap lamaran yang sudah saya submit ke perusahaan-perusahaan yang diinginkan. Sekali lagi, nikmatilah hidupmu di zona waktumu. Jadi, maksimalkan usaha dan potensimu, serta isi waktu luangmu dengan kegiatan-kegiatan yang positif.