Kisah Jensen Huang: Dari CEO Nvidia Terkenal hingga Pahlawan di Kampung Halaman Taiwan
Tanggal: 24 Mei 2025 18:26 wib.
Nvidia, salah satu raksasa teknologi di dunia chip, sedang menghadapi tantangan besar. Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini melarang Nvidia menjual chip H20 ke China, sebuah keputusan yang berpotensi menghilangkan sekitar 13 persen dari pendapatan perusahaan tersebut yang berasal dari pasar China selama tahun fiskal yang berakhir pada Januari 2025. Pembatasan ini tentu menjadi pukulan berat bagi Nvidia yang selama ini mengandalkan pasar Negeri Tirai Bambu sebagai salah satu sumber pendapatan utama.
Di tengah tekanan besar tersebut, sosok CEO Nvidia, Jensen Huang, justru tampil dengan semangat yang tidak kalah menginspirasi. Huang yang lahir di Tainan, Taiwan, sebelum pindah ke Amerika Serikat saat berusia 9 tahun, baru-baru ini pulang kampung untuk menghadiri acara Computex tahunan di Taiwan. Kedatangannya disambut dengan antusiasme luar biasa oleh masyarakat lokal yang mengidolakan pria ini sebagai sosok pahlawan teknologi.
Sejak tiba di Taipei dengan jet pribadi pada Jumat, 17 Mei 2025, perhatian publik langsung tertuju pada Huang. Di setiap kesempatan, ia disambut oleh warga dan penggemar yang begitu hangat. Bahkan saat berada di depan sebuah restoran pada malam Sabtu, seorang wanita dengan penuh semangat berteriak, “Jensen, saya mencintai Anda!” sebagai bentuk dukungan dan kekaguman terhadap Huang. Suasana meriah ini mengingatkan pada fenomena yang beberapa media lokal sebut sebagai ‘Jensanity’, yakni antusiasme masyarakat Taiwan yang luar biasa terhadap CEO yang berhasil membawa Nvidia ke puncak kejayaan global.
Kehadiran Huang di ajang Computex tidak hanya menjadi momen bagi publik untuk bertemu dengan sosok berpengaruh itu, tetapi juga menjadi kesempatan bagi Nvidia untuk memperkuat hubungannya dengan komunitas teknologi di Taiwan. Pada kesempatan tersebut, Huang mengadakan jamuan makan malam yang dihadiri oleh petinggi-petinggi perusahaan teknologi besar Taiwan, termasuk raksasa chip TSMC. Pertemuan ini sekaligus menegaskan hubungan erat antara Nvidia dan industri teknologi Taiwan yang sangat strategis.
“Saya sangat senang bisa datang ke Taiwan. Saya selalu menikmati bertemu dengan orang-orang di sini dan saya sangat menghargai dukungan yang diberikan,” ujar Huang kepada Reuters, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan hangat yang ia terima.
Tidak hanya itu, pada perhelatan Computex kali ini Nvidia juga mendirikan sebuah toko pop-up yang menjual berbagai merchandise menarik, seperti kartu permainan, pakaian, hingga berbagai pernak-pernik dengan gambar Huang. Toko ini menjadi magnet bagi para pengunjung dan menunjukkan betapa besarnya pengaruh Huang tidak hanya dalam dunia teknologi, tetapi juga dalam budaya populer Taiwan.
Salah satu pemuda Taiwan yang ikut merasakan dampak inspiratif dari Huang adalah Hsu Han-yun, berusia 21 tahun. Ia mengaku sangat termotivasi oleh perjalanan karier Huang dan berharap bisa meniru keberhasilan yang telah diraih sang CEO. Setelah mendapatkan tanda tangan dari Huang, Hsu mengatakan, “Huang memotivasi pemuda seperti saya. Saya percaya apa yang dilakukan Huang adalah contoh yang harus diikuti.”
Di luar agenda Computex, Huang juga menghadiri pembukaan World Master Games, sebuah ajang olimpiade bagi atlet berusia di atas 30 tahun. Dalam acara tersebut, Huang menjadi tamu kehormatan bersama sejumlah tokoh terkenal Taiwan, seperti peraih medali emas tinju Lin Yu-ting dan aktris sekaligus sutradara Sylvia Chang. Kehadiran Huang di acara tersebut semakin menunjukkan kedekatannya dengan masyarakat Taiwan dan perannya sebagai sosok inspiratif tidak hanya di dunia teknologi, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya.
Meski dihadapkan dengan tekanan dari larangan ekspor chip ke China yang dapat menggerus pendapatan, semangat Huang dalam memperkuat hubungan dengan kampung halamannya dan masyarakat Taiwan terlihat semakin kuat. Hal ini menunjukkan bahwa Huang bukan hanya seorang CEO perusahaan teknologi kelas dunia, tapi juga figur yang sangat dihormati dan dicintai di tanah kelahirannya.
Keberhasilan Huang membawa Nvidia hingga menjadi pemimpin global dalam industri chip menjadi sumber kebanggaan tersendiri bagi Taiwan. Di tengah ketegangan geopolitik dan persaingan teknologi yang semakin intens, hubungan antara Nvidia dan Taiwan dipandang sebagai salah satu kunci utama dalam menjaga kestabilan dan kemajuan teknologi dunia.
Secara keseluruhan, kisah Jensen Huang adalah gambaran menarik tentang bagaimana seorang pemimpin teknologi global mampu menjaga akar dan identitasnya, sekaligus menginspirasi generasi muda dan mengukuhkan posisi strategis negara asalnya dalam peta industri teknologi dunia. Cerita ini juga menegaskan pentingnya dukungan masyarakat dan ikatan emosional dalam membangun keberhasilan yang berkelanjutan.