Cara Pembuatan MSG yang Tidak Banyak Diketahui
Tanggal: 29 Mei 2024 23:33 wib.
Micin atau MSG kini menjadi bahan tambahan masakan yang sangat populer dalam berbagai produk makanan. Micin berfungsi sebagai penambah rasa yang sering digunakan pada saat memasak. Meskipun sering digunakan, sebagian orang kadang enggan menggunakan micin karena beberapa alasan, termasuk dampaknya terhadap kesehatan.
Pada orang yang memiliki sensitivitas tinggi, penggunaan micin secara berlebihan dapat menyebabkan kantuk dan rasa getir di lidah. Meski sering digunakan dalam berbagai hidangan, mungkin tidak banyak yang tahu bagaimana sebenarnya cara pembuatan micin.
Sejarah dan Proses Pembuatan Micin
Sejarah micin dimulai dari penemuan kaldu dashi MSG oleh Profesor Kikunae Ikeda pada tahun 1908. Ia pertama kali menemukan rasa gurih yang tidak biasa saat mencicipi kaldu buatan istrinya yang menggunakan kombu atau rumput laut Jepang pada tahun 1907. Profesor Ikeda kemudian meneliti kaldu tersebut dan berhasil mengekstrak komponen kristal yang ternyata adalah asam glutamat, yang menghasilkan rasa umami.
Meskipun asam glutamat awalnya diekstrak dari kaldu rumput laut, proses pembuatan micin saat ini berbeda. MSG atau micin yang sering ditemui dalam bentuk kristal di supermarket biasanya dibuat melalui proses fermentasi bahan-bahan nabati seperti batang tebu, bit gula, singkong, atau jagung. Bahan-bahan tersebut difermentasikan menggunakan mikroba yang memproduksi asam glutamat.
Proses pembuatan micin dimulai dengan merubah bahan-bahan tersebut menjadi glukosa, yang kemudian dimasukkan ke dalam tanki fermentasi. Selanjutnya, mikroorganisme fermentasi ditambahkan untuk menghasilkan asam glutamat.
Adanya sejarah panjang mengenai proses pembuatan micin ini menunjukkan bahwa pembuatan micin melibatkan proses fermentasi yang cermat menggunakan bahan nabati untuk menghasilkan asam glutamat, yang merupakan komponen utama dalam micin.
Dampak Penggunaan Micin
Salah satu alasan mengapa sebagian orang enggan menggunakan micin adalah dampaknya terhadap kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi MSG dalam jumlah besar dapat menyebabkan reaksi sensitifitas pada sebagian orang, yang dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala, kantuk, dan nyeri otot. Namun, sebagian besar penelitian menyatakan bahwa efek samping tersebut terjadi saat konsumsi MSG dalam jumlah berlebihan, sementara konsumsi dalam jumlah moderat cenderung aman bagi kebanyakan orang.
Selain itu, adanya kekhawatiran terkait penggunaan micin dalam makanan juga memunculkan preferensi masyarakat terhadap makanan alami dan homemade yang dianggap lebih sehat. Hal ini mengindikasikan pentingnya edukasi mengenai cara penggunaan dan dosis yang tepat saat memasak dengan micin.
Pengetahuan mengenai cara pembuatan micin dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap bahan tambahan makanan ini. Dengan pemahaman yang lebih baik, konsumen dapat membuat keputusan yang lebih bijak saat menggunakan micin dalam masakan sehari-hari.